Tuesday, December 16, 2014

Cakrawala Gelinjang Unjuk Gigi di IRF 2014 :D

Euforia IRF memang sudah lewat seminggu yang lalu, tapi para spankers di CG masih bisa merasakan keriaannya XD. Oke, awal LPM ini emang garing dan juga sangat telat dikarenakan kami punya kesibukan masing - masing :v. Cakrawala Gelinjang sendiri menempati booth B4 dan "menggelar dagangan" pada hari Minggu, 7 Desember 2014. Dengan properti apa adanya, tapi tetap berusaha memberikan yang terbaik,  Ren, Tezar dan Dewi pun membuka booth B4 dengan motto:

"Cakrawala Gelinjang, Mengguncang Iman Membuka Cakrawala, Reading Sexy Books Just For Fun!"

Keren ya ;D

Acara di booth dimulai pukul 9, dimana Ren, Tezar dan Dewi bolak balik dari CG ke booth BBI yang ada disebelahnya :P. Beberapa pengunjung yang tertarik kami ajak untuk berfoto seksiyyyy di depan banner CG. Spankers Dewi juga menyediakan topeng bulu - bulu nan menawan ala kaver si 50 bayangan dan juga  kipas merah seksi (dengan tulisan pernikahan x & y X) ) untuk digunakan pengunjung mengeluarkan "foto seksiyyyy" terbaiknya di booth CG. Tentu saja ini bukan sembarang foto, karena foto - foto yang ada dishare di Twitter via akun CG yaitu @bukukipas dan dua orang dengan foto seksiy terfavorite akan mendapatkan hadiah buku dari kami :D.

Foto - foto pose seksi ini bisa dilihat di akun Twitter @bukukipas. Para spankers CG juga sudah memilih foto favoritenya daaaan selamat untuk Meida dan Ratih yang memenangkan lomba foto ini XD. Silakan ditunggu bukunya yaa 

Review Spankers dipajang di booth. Cukup minimalis XD

Selain foto, CG juga mengadakan kuis yang cukup bikin pengunjung booth tertarik. Dimana pengunjung diminta melengkapi judul dan pengarang buku - buku yang spankers pajang, lalu bagi yang bisa menyelesaikan semuanya akan mendapatkan bookmark, buku seksi dan juga pin dari CG! :D.

Koleksi buku seksiyy di CG :D

Acara berakhir pukul 03:00 sore, dikarenakan juga sudah agak sepi :P. Oh ya, tak lupa juga CG kedatangan spanker Butio dan juga President Aki Erie yang sudah jauh - jauh datang dari Bandung. Terimakasih yang sebanyak - banyaknya atas kue - kue uenaaak dari Butio dan juga Aki yang berkelana di IRF dengan memakai topeng bulu - bulu merah, niatnya sih pengen promosi IRF, apa daya malah bikin anak - anak ketakutan XD.

Para anggota CG. Ki-ka: Tezar, Ren, Aki, Butio, Dewi

Terimakasih untuk Teh Peni, Vina, Mba Desti dan Uthie yang karena jarak yang memisahkan kita, tidak bisa datang ke acara tapi tetap memberi para Spankers yang ada di Jakarta dengan kebaikan hati mereka :D. Semoga di IRF tahun depan, CG bisa kembali menunjukkan "keseksian"nya dan juga semua spankers bisa berkumpul ! Terimakasih untuk Goodreads Indonesia yang menurut kami telah menyelenggarakan event IRF ini dengan sukses :)

See you next year! XOXO

Friday, October 17, 2014

Hari Kelabu - Enny Arrow


Selamat siang!!

Saya tahu pasti sudah pada kangen dengan post baru di blog ini. Maaf yaa, karena kesibukan kami (halah) jadi ngga sempat update blog. Padahal pinginnya sih sering berbagi gitu dengan para pembaca kami yang setia *sungkem

Hari ini saya mau update lagi tentang Enny Arrow, yang judulnya "Hari Kelabu". Ini menceritakan pasangan suami isteri, Bahri dan Nita yang memiliki masalah dalam kemesraan ranjang mereka. Si Bahri ini "letoy", kau tahu, "barang"nya tidak mampu menunjukkan keperkasaannya sebagai Pria. Ini membuat keduanya stres, sampai kemudian Nita menyuruh suaminya itu mencari obat yang meujarab bagi penyakitnya. 

Terus kalau nggak sembuh juga? katanya Bahri sih, Si Nita boleh berbuat semaunya. Terserah deh. Gitu.

Sampai suatu hari Nita bertemu Fachdat, yang berakhir dengan perselingkuhan. Si Fachdat ini pemain film biru, sampai sudah 43 judul dimainkannya. Yah, istilahnya sudah ahli gitu deh..

Terus setelah Si Nita pulang dari 'serong'nya sama si Fachdat, di rumah ternyata ada Bahri yang sudah mendapat obat kuat dan...sukses!!

Sayangnya... Si Bahri mencium ada yang tidak beres dengan kelakuan istrinya.
Terus gimana? Apa nanti Nita ketahuan kalau dia berselingkuh? Eng...yagitu deh..

Seperti buku EA sebelumnya yang pernah saya review, di sini pun dia secara tidak langsung menyisipkan pesan moral bagi pembacanya. Yaitu apa? Jangan selingkuh! Iya sih kalau udah nikah mah godaan bisa datang dari mana saja, apalagi dengan fisik suami yang tak sempurna. Padahal Si Bahri ini sayang banget sama Nita loh, bayangin aja kalau nanti dia tahu istrinya selingkuh, apa nggak kecewa?
Ini berlaku juga buat laki laki sih, enak aja mau buang isinya sembarangan, meski tekonya tetep pulang ke rumah. Yakalik kita kita ini gelas, gitu? *mulai ngelantur

Cerita ini nggak banyak humornya sih, kecuali pada bagian 24 cm yang bikin aku cekikikan XD Begitulah cerita singkat saya hari ini, kapan kapan saya bikin lagi ya. *ngubek timbunan EA dulu tapi. XD




Monday, October 13, 2014

Afternoon Delight by Anne Calhoun



Judul Buku : Afternoon Delight

Penulis : Anne Calhoun

Halaman : 168

Penerbit : Intermix


Halo halooo semua fans Cakrawala Gelinjang, maaf jika blog ini terkesan tidak terurus. Mungkin kalian sudah sangat merindukan kami (atau ngga, wakaka :P). So, Ren disini, ingin berbagi buku erotica yang kemaren barusan dia baca :D. Sebenarnya sih kalau pake standarnya Ren, ngga yang wow, wow, pake wow sih buku yang barusan dia baca. Tapi karena erotica yang satu ini beda sama erotica yang sering beredar saat ini, maka Ren ingin berbagi pengalamannya membaca Afternoon Delight ini :D


Sudah ah nulis dalam POV 3 nya :v

Saya sudah lama ngga baca erotica yang bener - bener erotica, dalam artian banyak hal yang tabu, adegan ranjang yang bertebaran di mana - mana dan yang bikin AC pun tak sanggup mendinginkan desiran hati gara - gara mendamba setelah membaca #halah :v. Erotica terakhir yang saya baca ada 2, yang satu karya Tina Folsom judulnya Touch of a Greek. Tapi dipikir - pikir, walau heronya manwhore, aslinya ga hot - hot banget sih. Jadi ngga usah ditaruh disini. Yang kedua buku dengan tema daddy kesukaan President CG yaitu Aki (yang ini murni menuduh) dengan judul Owning Her Innocence. Yang judul terakhir nanti saya bahas deh kalau ingat ceritanya atau lagi mood :P.

Afternoon Delight adalah karya terbaru Anne Calhoun. Nah, tante Anne ini sudah tersohor banget di dunia erotica jauh sebelum FSoG menyerang dunia per-romansaan dan per-erotikaan. Salah satu judul beliau yang katanya sih, kalau kamu fans berat genre ini musti baca, adalah Liberating Lacey yang diterbitkan sama Ellora Cave. Kamu fans erotica dan tahu Ellora Cave? Bagus, bagus. Anda berada di tempat yang tepat #tepuktangan. Saya request Afternoon Delight di NetGalley, selain karena lagi pengen baca erotica, juga penasaran sama tulisan tante Anne ini.

Dan abis baca Afternoon Delight, separuh di kantor (dan mesti pasang headset biar ngga keganggu pas baca adegan hotnya, whoakakak) dan sisanya di rumah, ternyata buku ini BAGUS! :D

Buku ini berkisah tentang Tim Cannon yang seorang paramedis. Tim ini orang yang berprinsip "hidup itu saat ini", yah mirip - mirip iklan rokok itu gitu :v. Dia sama sekali ngga mikir tentang masa depan, dan tidak mau planning buat masa depan. Pokoknya jalanin hidup deh! Suatu saat di pelataran Big Apple City aka NewYork, seorang koki bernama Sarah menawari sup buatannya kepada Tim. Yah, Sarah sama Tim ini ga kenal satu sama lain, tapi siapa sih cowok yang ngga suka dihampiri cewe cantik, apalagi cewek itu nawarin masakan buatannya? Sarah yang pemilih truk makanan Symbowl ini pengen dapat feedback dari Tim untuk supnya, dan ga butuh waktu lama buat mereka untuk dekat.

Keesokan harinya Sarah dan Tim ketemu lagi, dan kali ini mereka ngelakuin hal yang cukup nekad, yaitu having sex in the afternoon. Yep, mereka berdua ini emang insta-lust, dan lucunya walau saya ngga suka sama tema cerita yang beginian, saya malah menikmati kisah mereka berdua. Why? Karena walau hubungan sex pertama mereka seperti hubungan no-string-attached, tapi saya suka banget sama Sarah yang percaya diri dengan seksualitasnya. Duh makin jarang lho tokoh cewek kayak gini! 

Selanjutnya Sarah dan Tim bikin taruhan, siapa yang paling tahan untuk ga masturbasi sampai mereka ketemu lagi. Tim yang terpesona sama pribadi Sarah ga bisa nahan diri, dan akibatnya dia kalah dong. Adegan selanjutnya saat mereka dinner, dimana Sarah masakin sup dan dessert buat Tim bikin saya deg - degan ga karuan plus nahan iler. Gimana ngga nahan iler, karena deskripsi tante Anne buat masakan yang dibikin Sarah itu bikin perut saya krucuk - krucuk ngga karuan dan membayangkan kue penuh coklat yang hmmm..yummy! Setelahnya dilanjut adegan ranjang yang bikin saya liat kanan kiri takut ketauan baca yang wow, wow wow dong X)).

Walau gitu isi buku ini ngga cuma having sex doang kok. Karena hubungan Tim sama Sarah ini hanya friend with benefit dan Tim sendiri juga punya isu komitmen sementara Sarahnya sendiri sedikit ada rasa sama Tim. Sukanya sih, Sarah ini ngga memaksa Tim. Tapi dia sakit hati juga saat Tim malah jodohin Sarah sama kaptennya Tim, walau tentu saja dia juga ngga menunjukkan itu. Huff, dewasa banget pokoknya Sarah ini :D. Suka saya sama dia, dan pengen temenan sama dia. Trus Tim ini juga tipikal hero yang memang beneran dewasa. Dia emang punya issue komitmen tapi ga sampai yang tahap menyebalkan. Bahkan apa yang dilakukannya buat menangin hati Sarah bikin saya meltiiiing.

Jadi, kalau teman - teman pengunjung Cakrawala Gelinjang suka baca erotica yang dibumbui dengan masakan (iya, karena Sarahnya kan koki), sex scenes yang bikin kipas - kipas ngga karuan, dan juga ada ceritanya, ditambah karakter yang semaunya bertindak sesuai umur (alias udah dewasa), Afternoon Delight ini mesti baca deh :D


Cooking was a bet on the future, on shared moments with family, friends, a lover. Sarah cooked to carve time now, and in the future, to make secret shared moments. It was different from bringing over takeout, too. Cooking mean you thought about the food and the person more than dialing a phone number and handing over a credit card. Takeout had its place, but cooking... cooking built a future, one meal at a time

Monday, July 7, 2014

Tentang Burung Yang Tertidur Pulas


Judul Buku : Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Penulis : Eka Kurniawan

Halaman : 252

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Di puncak rezim yang penuh kekerasan, kisah ini bermula dari satu peristiwa: dua orang polisi memerkosa seorang perempuan gila, dan dua bocah melihatnya melalui lubang di jendela. Dan seekor burung memutuskan untuk tidur panjang.

Blurb yang ada di belakang buku bersampul unyu ini memang membuat penasaran. Alkisah Tokek mengajak sahabatnya Ajo Kawir untuk melihat sesuatu yang lebih dahsyat daripada dada istri ketiga Pak Kepala Desa. Keduanya mau mengintip Rona Merah, seorang perempuan gila, sedang mandi. Namun malam itu ada yang berbeda. Dua orang polisi datang ke rumah Rona Merah, memandikan perempuan itu, kemudian menelentangkannya di atas meja. Ajo Kawir dan Tokek yang mengintip lewat lubang di  jendela terkejut. Lebih terkejut lagi, ketika Ajo Kawir tertangkap basah oleh polisi itu. Ajo Kawir dipaksa menyaksikan kedua polisi itu memerkosa Rona Merah. Sejak saat itu burung Ajo Kawir tertidur. Dia tidak bisa ereksi.

“Suatu ketika, burungmu akan berdiri lagi. Percaya saja. Lagipula, kalau sekarang bisa berdiri, memangnya mau kamu pakai untuk siapa?”

Segala cara telah  dicoba oleh Ajo Kawir untuk membangunkan burungnya, mulai dari diusap, diisap, digosok cabe rawit, disengat lebah, sampai baca stensilan. Tokek yang merasa bersalah menghibur sahabatnya meyakinkannya bahwa tidak masalah burungnya tidur karena toh belum dipakai juga. Ajo Kawir pun mengiyakan. Sebagai pelampiasan dia jadi doyan berkelahi. Ada waktu dimana dia harus memukul orang. Hingga suatu waktu, Paman Gembul datang menawarkan pekerjaan untuk membunuh seseorang bernama Si Macan. Diiming-imingi imbalan uang Ajo Kawir menerima tawaran itu. Lagipula uangnya akan dia pakai untuk melamar Iteung, pacarnya.

Awalnya Ajo Kawir tidak percaya diri ketika Iteung menyatakan cintanya pada Ajo Kawir. Apalagi kalau bukan masalah burung. Tapi ketika Iteung mengatakan bahwa dia cukup bahagia dengan jari-jari tangan Ajo Kawir, maka dilangsungkanlah pernikahan mereka. Masalah baru muncul ketika Iteung hamil. Jelas saja itu bukan ulah burungnya Ajo Kawir. Ajo Kawir terluka, dia pergi meninggalkan Iteung yang ternyata mengkhianatinya.

Brutal dan vulgar, tapi jauh dari picisan. Itulah kesimpulan saya setelah menamatkan buku ini. Dari awal hingga akhir buku ini semuanya terasa blak-blakan. Eka Kurniawan memanjakan pembaca dengan kalimatnya yang lugas sehingga memudahkan pembaca membentuk imajinasi tentang isi buku ini. Eka tidak menggunakan kata "vagina" atau "penis" untuk menyebutkan alat kelamin, tapi memakai kata "memek" dan "burung". Ejakulasi diistilahkan dengan burung yang muntah-muntah karena masuk angin. Ada pula istilah "pelbur" -- nempel langsung nyembur. Meski "transparan", saya ga merasa memerlukan kipas untuk membaca buku ini.

Satu bab berisi paragraf-paragraf pendek yang seakan-akan tumpang tindih alur waktunya. Kesemuanya menceritakan tentang upaya membangunkan burung Ajo Kawir. Pengkhiantan Iteung adalah titik balik dimana akhirnya Ajo Kawir mengalah, dan mengikuti diamnya si burung. Ajo Kawir bahkan sering berkonsultasi dengan burungnya, dan menjadikannya lebih bijak,

“Kenapa kau selalu bertanya kepada burungmu untuk segala hal?” tanya Mono Ompong penasaran, sekali waktu
“Kehidupan manusia ini hanyalaj impian kemaluan kita. Manusia hanya menjalaninya saja.” Si Tokek akan mengatakan, itu filsafat.

Yang menarik dari isi buku ini selain kisah yang tidak biasa adalah penggunaan nama tokoh-tokoh di dalamnya. Selain Ajo Kawir, Tokek dan Iteung ada Iwan Angsa (bapaknya Tokek yang menganggap Ajo Kawir seperti anaknya sendiri), Paman Gembul (orang yang punya pengaruh penting di jaman Orde Baru), Mono Ompong (kenek Ajo Kawir), si Macan (jagoan yang dicari-cari oleh Ajo Kawir), dan masih banyak lagi. Semua punya peranan penting dalam perjalanan hidup Ajo Kawir. Sepertinya ini juga menjadi ciri novel karya Eka dimana setiap tokohnya tidak akan tampil semata-mata hanya sebagai pajangan.

Sama halnya dengan buku ‘Cantik Itu Luka” yang sarat konten dewasa, buku ini juga demikian. Bahkan kadarnya lebih banyak. Jelas saja, yang dibahas juga tentang alat kelamin dan kemampuannya. Untungnya selain memberikan label novel dewasa, penerbit juga menambahkan logo 21+ di sampul belakang buku ini. Membaca buku ini memang perlu kedalaman berpikir layaknya orang dewasa.

Sampai akhir cerita saya bertanya-tanya, mengapa burung Ajo Kawir begitu penting sampai menjadi topik utama sebuah novel? Saya akhirnya mereka-reka sendiri. Sesuatu yang vital seperti alat kelamin masih merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan. Tapi siapa sangka hal itu bisa memicu banyak peristiwa besar lainnya. Ketika si burung memutuskan untuk tertidur, tidak ada upaya yang bisa dilakukan untuk membangunkannya, kecuali atas kehendak si burung itu sendiri. Fase diam juga sesekali diperlukan agar kebijaksanaan bisa terbentuk. Mungkin dalam diam, ada banyak waktu untuk merenung dan berpikir panjang, sehingga lebih banyak bersabar. Lantas apakah burung Ajo Kawir bisa bangun?
“Aku akan bersabar menunggunya, seperti kau bersabar menungguku bangun, Tuan. Bolehkah sementara menunggu aku tidur lagi?“
*gubrak *

Tuesday, June 24, 2014

"You Never Know till You Have Tried" Yay or Nay?

Jadi, seperti biasa, kami-kami di Spank Club itu setiap harinya ngobrol akrab dengan topik keseharian mulai dari topik buku, ngegosipin orang, sampe yang terbaru beberapa waktu lalu ada yang heboh kirim-kirim foto C-String berikut foto model orang yang pakenya dan tutorial cara pakenya. *kalo ga salah, sih*

Tenang... Saya bukan mau bahas soal C-String karena saya kurang berminat pakai C-String. Hahaha...

Yang jelas, tadi pagi kami sempat heboh mengenai kelakuan remaja masa kini di Spank Club. 

Jadi, ada seorang rekan dokter curhat mengenai pengalamannya kemarin di rumah sakit tempatnya bertugas. Ini saya copas dari ceritanya, ya... nggak ada yang saya kurangi maupun saya tambahkan.

`'Kelucuan' di UGD kemarin:

Jam 1 siang datang cewek 19 thn diantar bapaknya. SI anak ini 2 bulan lalu dirawat krn sakit maag. Dan kata si bapak, sejak pulang dirawat kok ga sembuh2. Anaknya masih suka muntah, sekarang ngeluh perut kiri bawah sakit dan jadi buncit.

Yaaa... aku bisa ngeliatlah kalo itu buncitnya bukan buncit biasa. Jadi aku suruh testpack. Dan bener... hasilnya positif.

Si anak langsung menyangkal. Dia bilang dia masih perawan. Berani sumpah pula. Setelah dibujuk dan didesak , akhirnya si anak ngaku kalo pernah intim sama pacarnya. Ngomongnya gini: "Tapi cuma masuk ujungnya aja. Kata dia gak bakal hamil kok kalo cuma ujungnya"

Lalu bapak dan anak itu pun pulang.

Jam 10 malam, waktu shiftku udah mo kelar dan aku siap2 pulang, eeeh... cewek tadi datang lagi bareng pacarnya.

Si pacar gak percaya kalo cuma masuk ujungnya aja bisa hamil. Jadi minta dijelasin gimana bisa hamil kalo cuma nempel.

Trus... udahnya si cowok ngaku, "sebenernya gak cuma ujung, dok. Ya sempet kepleset sih. Kecelup satu dua kali. Tapi sempat saya tarik kok."

Boooo.... kepleset dan kecelup kata dese.

Akhirnyaaaaaaaaaaa... aku ended up jelasin tentang resikonya kecelup, telat angkat, dan safe sex. Juga sex during pregnancy.

Dan semua kuliah itu baru selese jam... 12 malam`

Kalo Alvina sih langsung memutuskan nggak jadi nyeduh teh, karena mendadak ilfeel. Hahah. Soalnya kan, teh yang mau diseduhnya teh kantong. Pasti ada adegan celup *heh

Saya jadi inget pepatah "You Never Know till You Have Tried". Tapi kayaknya untuk seks di luar nikah, apalagi masih pada sekolah, belum punya penghasilan sendiri, menurut saya pepatah ini nggak patut dicoba, deh. Menurut saya, lho.

Saya jadi ingat, semasa saya masih sekolah dulu, dari menjelang masa pubertas, ibu saya udah mulai galak soal hubungan antara perempuan dan laki-laki. Mungkin ibu saya es krim ekstrim banget, semua temen cowok yang main ke rumah pasti diinterogasi sampai rasanya maluuuuu banget. Tapi kemudian saya paham. Ibu saya khawatir saya bakalan terjerumus ke suatu lembah yang mungkin akan sulit buat saya bangkit lagi *iya tulisan saya ini kok muter-muter gini, yak. Haha. Tapi kurang lebih maksudnya ibu saya takut saya tekdung*. Soalnya, pas saya beranjak remaja, beberapa tetangga di lingkungan RW saya banyak yang kecolongan a.k.a mbak-mbak abegong yang masih SMP SMA itu kedapatan hamil. Gimana ibu saya nggak parno. Yang menyebabkannya menjadi super duper protektif terhadap saya.

Maka sex education pun dimulai ketika saya mulai mendapatkan menstruasi pertama saya. Ibu saya bilang, "no pacaran sampai sudah umur 17 tahun." Jadi, kalo ada temen cowok main ke rumah, ibu saya baweeeeeeeeeel banget. Oh. Jangan lupa juga bahwa saya nggak pernah nonton film-film Dono-Kasino-Indro. Juga pas ada serial Beverly Hills tayang. Atau pas ada serial Gone with the Wind. Bener-bener terlarang karena saya masih piyik banget waktu itu.

Ketika kelas 3 SMP, di bagian akhir semester genap, ada materi reproduksi pada manusia di pelajaran Biologi. Di buku pelajaran diperlihatkan penampang alat kelamin perempuan dan laki-laki berikut keterangan bagian-bagiannya. Nah, di sana disisipi nasihat oleh guru Biologi kami. Nasihat yang saya masih ingat sampai detik ini adalah, "gunakan alat-alat ini (sambil nunjuk ke gambar penampang itu) sebijaksana mungkin. Pastikan kalian nggak merusak masa depan kalian hanya karena mencoba-coba. Sekali mencoba lalu `terpeleset`maka hidup kalian berubah selamanya dan hilanglah masa muda kalian."

Seperti biasa sih, ada yang nyeletuk, "saya mah dipake buat pipis aja, kok, Pak..." terus ya gitu, deh, dhueeeeeeerrrrr! Seisi kelas geger.

Begitu masuk SMA pun sama aja ternyata. Pelajaran Biologi di kelas 1 malah lebih jelas gambar penampang di buku pelajarannya. Posisi lagi coitus bahkan yang diperlihatkan di buku. Lagi-lagi, guru Biologi yang mengajar kami saat itu pun bilang bahwa pelajaran ini bukan panduan untuk melakukan hubungan seks saat itu juga, melainkan dengan tahu hal ini, kami jadi lebih bijaksana untuk tidak mencobanya sebelum waktunya.

Sounds easy, huh?

Mungkin karena saya punya ibu yang bener-bener strict, maka sayapun nggak pernah coba-coba buat baca-baca novel-novel beradegan panas. Nggak punya penyalur bukunya juga, sih. Hahaha. Waktu saya SMA, kuliah, temen-temen saya anak masjid semua. Jadi, pas saya mau beli buku Supernova ~ Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh ~ temen saya bilang, "kalo mau baca, pinjam punya saya aja, Kak. NR itu."

Tapi karena saya bandel, saya beli juga itu buku. Terus setelah saya baca sendiri, saya ngerti kenapa dia sebut buku itu NR.

See?

Saya dilingkupi teman-teman yang soleh-solehah plus orangtua yang cukup strict, meski saya sempet ngebandel *sering pulang malem sih tapi bukan untuk dugem, kok, seringnya pulang ngajar tapi maen dulu ke mana gitu terus ga dapet angkot jadi jalan kaki sampai rumah*, alhamdulillaah, saya nggak sampai nyoba untuk melakukan seks sebelum saya menikah. Saya masih percaya sama pentingnya menjaga keperawanan, sih, kebetulan. Heuheu. Kan asik kalo bisa menghadiahkan keperawanan buat seseorang yang bener-bener berhak dan dia adalah orang yang sah, baik secara agama maupun negara.*tsaaaaah

Yang jelas, saat itu kami bahkan menghindari tatap mata dengan lawan jenis, pegangan tangan apalagi pelukan. Widih... kalo keterusan kan gimana? Gitu aja sih yang muncul di benak saya dan teman-teman ketika itu.

Jadi, pas baca cerita teman dokter saya di atas, saya agak merinding dan parno. Meski saya tahu, banyak dari teman saya yang sudah mulai mencoba secelup dua celup pas mereka masih sekolah dulu. Yang jelas, yang membuat saya benar-benar berusaha tidak melakukan seks sebelum menikah adalah ekspresi wajah seorang teman akrab saya yang menyesali hilangnya keperawanannya. Pas SMA, dia pacaran dengan seseorang. Baru tiga hari pacaran udah ada bekas cupang di lehernya dan keliatan oleh kami semua. Yang ngenesnya, ketika dia udah berkali-kali berhubungan seks dengan pacarnya, lalu pacarnya mutusin dia dan jalan dengan cewek lain. Teman saya sempat depresi dan berkali-kali mencoba bunuh diri, karena tiap dia deket ama cowok lain, cuma mau berhubungan badan aja sama dia. Udahnya dia disia-siain gitu... :(

Saya tahu, gairah dan libido anak muda itu kadang tidak terkendali. Tidak terkendali bukan berarti nggak bisa dialihkan, kan? Dan emang nggak semua anak muda mau ngedengerin "bahaya"nya seks di luar nikah. Saya nggak tahu apakah sex education itu hanya tanggung jawab orangtua atau guru di sekolah. Tapi menurut saya, seperti yang dibilang teman dokter saya tadi, perlu banget adanya pendidikan mengenai safe sex.

Semoga ke depannya blog CG ini bisa berbagi informasi mengenai safe sex untuk membantu para orangtua atau anak-anak muda yang perlu informasi ini. Minimal mencegah terjadinya kehamilan di luar nikah atau bahkan penyebaran penyakit kelamin...

Sekian dan terima kasih. Saya lemparkan informasi safe sex pada yang lebih tau... *lirik semua member CG* Hahaha...

So... pepatah "You Never Know till You Have Tried" untuk perkara seks sebelum nikah itu yay or nay?

Friday, March 21, 2014

Marriageable - Riri Sardjono


Judul: Marriageable
Penulis: Riri Sardjono
Editor: Windy Ariestanty
Proofreader: Mita M. Supardi
Penata letak: Gita Ramayudha
Desain sampul: Dwi Annisa Anindhika
Diterbitkan oleh: Gagas Media
Cetakan ketujuh, 2013
Jumlah halaman: x + 358 hlm; 13 x 19 cm
ISBN: 979-780-651-0
Genre: Novel dewasa, Adult, Romance Indonesia, Romance, Indonesian Literature, Chicklit
Status: Punya. Beli di Rumah Buku. Harganya 49rb, diskon 20% + 2%
Kipas: Nggak ada kipas rontok, kok. Soalnya emang bukan buku kipas :D
Namaku Flory. Usia mendekati tiga puluh dua. Status? Tentu saja single! Karena itu Mamz memutuskan pencarian Datuk Maringgi abad modern untukku.
"Kenapa, sih, gue jadi nggak normal cuma gara-gara gue belom kawin?"
"Karena elo punya kantong rahim, Darling," jawab Dina kalem.
"Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date."
"Yeah," sahutku sinis. "Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama."
Mamz pikir aku belum menikah karena nasibku yang buruk.
Dan kalau beliau tidak segera bertindak, maka nasibku akan semakin memburuk. Tapi Mamz lupa bertanya apa alasanku hingga belum tergerak untuk melangkah ke arah sana.
Alasanku simple. Karena Mamz dan Papz bukan pasangan Huxtable. Mungkin jauh di dalam hatinya, mereka menyesali keputusannya untuk menikah. Atau paling tidak, menyesali pilihannya. Seperti Dina, sahabatku.
"Kenapa sih elo bisa kawin sama laki?"
Dina tergelak mendengarnya. "Hormon, Darling! Kadang-kadang kerja hormon kayak telegram. Salah ketik waktu ngirim sinyal ke otak. Mestinya horny, dia ngetik cinta!"
See?
"Oh my God!" desah Kika ngeri. "Pernikahan adalah waktu yang terlalu lama untuk cinta!"
Yup!
That's my reason, Darling!
Mau lihat sinopsis dan review saya versi serius? Silakan baca di blog buku saya aja. Kenapa saya posting di CG sini? Ada salah satu sudut pandang yang menggelitik saya ketika baca buku ini.

To the point aja, ya *kayak nulis surat*

Saya takjub waktu baca kalimat persetujuan Flory menikah dengan Vadin dengan syarat: "nggak mau have sex."

Oke. Sebenernya saya nggak takjub-takjub amat. Karena, beberapa tahun yang lalu, ada salah seorang teman saya yang menikah tapi nggak mau ML sama suaminya di awal-awal pernikahan. Katakanlah, sampai lebih dari satu tahun pernikahan mereka, dia masih perawan!

Yang bikin saya senang di cerita Marriageable ini, setelah menikah dan hidup serumah, Vadin dan Flory hidup terpisah di kamar yang berbeda. Nggak cuma pisah ranjang tapi pisah kamar. Sounds good untuk sebuah syarat nggak mau have sex.

Saya salut sesalut-salutnya sama Vadin. Sumpah! Ini bikin saya sukaaaaaaaaaaaa banget sama Vadin. Dan bagus banget emang di cerita ini, meski hidup serumah, menikah, nggak mau have sex tapi tinggal dan bobo di kamar terpisah. Jadi, Vadin ga perlu nelen ludah, sakit kepala atau sampe masturbasi nontonin film porno *ga diceritain sih, untungnya, karena Vadin mending main game kek Warcraft gitu ketimbang nonton blue film* kalo dia jadi "naik" gegara partner sekamarnya lagi telentang menantang.

Nah, berbeda dengan temen saya, kalo boleh saya bilang GOBLOK banget, mereka hidup serumah *saya lupa apa mereka masih nebeng mertua atau ngontrak rumah saat itu* yang jelas, mereka tinggal sekamar, bobo di kasur yang sama. Laki-laki straight mana yang sanggup cuma tidur doang di masa bulan madu sementara di sebelahnya ada someone-he-married-to yang bisa ditelanjangin, ditindihin kapan aja semau dia? Karena emang udah haknya, kan? Aduh, kok, bahasa saya kasar begini, ya... Abis tadinya mau nulis diuhuk-uhuk-in, emangnya batuk? Ya digamblangin deh. Someone-he-married-to yang bisa diajak bersetubuh kapan aja sesuai aturan *obat keleeuus*.

Waktu itu, saya belum menikah. Baru putus ama mantan pacar dan lagi deket sama sahabat yang jadi suami saya. Namun, sejak saya SMA, saya tahu bahwa menikah itu identik dengan have sex sebagai pemenuhan kebutuhan biologis yang sah baik secara agama mau pun secara kenegaraan. Di buku pelajaran Biologi kelas 1 saya malah ada ilustrasi saat Mr. P sedang penetrasi ke Miss V. Saat itu, emang yang kebayang linu. Pertanyaan yang selalu menggantung sejak melihat ilustrasi itu adalah: "sakit, nggak, ya, dimasukin benda kek gitu?"

Tapi, saya nggak pernah nanya ke siapa-siapa, bahkan ke ibu saya sendiri. Kenapa? Saya malu. Pasti ditabok. Akhirnya, seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai nemu literatur-literatur *thanks to adult magazine*, yang sering saya baca bagian tips seks-nya. Bukan saya maniak seks. Tapi, someday, kalo saya sudah waktunya melakukan hubungan seks, saya harus tahu kenapa orang suka melakukannya, kenapa harus melakukannya atau kayak apa rasanya. Karena, dengan ilustrasi "ilmiah" di buku pelajaran Biologi saya dulu, bertahun-tahun di kepala saya kan pertanyaannya cuma satu: "sakit ga?"

Dan alasan itu juga yang menjadi ketakutan teman saya yang nggak mau have sex sampai lebih dari setahun pernikahannya. Dia sering dengar entah dari siapa aja, pokoknya semua bilang, "seks di malam pertama itu sakit banget." Dan dia ketakutan banget.

Saya sampai iseng nanya, "terus, suamimu ngapain kalo dia lagi pengen ML sama kamu?"
Temen saya kaget dengan pertanyaan yang keluar dari mulut saya. "Kok, kamu berani nanya gitu? Kalimatmu..."
Saya jawab, "kita udah dewasa. Saya juga udah masuk usia boleh menikah. Kenapa saya ga boleh nanya kayak gitu? Kenapa tabu buat saya nyebut kata ML? Setahu saya, ML dengan suami itu kan sama dengan melayaninya makan, nyediain baju, dll. Masuknya ibadah, tauk!"
Dia cuma jawab, "katanya sakit..."
Saya bilang, "terus, kalo katanya sakit, kenapa bintang film porno doyan main film adegan seks? Konon, katanya, mereka malah menikmati. Coba, deh, kamu nonton film porno. Satu aja. Kali aja pengen nyoba beneran."

Saya tahu, saran saya ngehe banget. Dia langsung menghajar saya pake bantal.

Masalahnya, saya pernah nonton adegan film salah satu dokumentasi ensiklopedia tentang making love, saya sama suami jadi horny kok. Terus bisa ditebak kelanjutannya gimana. Padahal di film itu banyak narasi yang beneran nggak perlu tampil *yah, namanya juga film dokumenter*. Bukan kayak film-film porno yang suaranya cuma "ah", "uh", "yes", dll gitu. Entah kalo kami berdua nonton film-film yang suaranya cuma "ah", "uh", "yes", dll gitu. Mungkin lebih bisa ditebak lagi kelanjutannya gimana :P

Intinya, kalo ada dua manusia, laki perempuan, berada dalam jarak sangat dekat dan keduanya saling punya ketertarikan, rasanya aneh banget kalo kemudian nggak terjadi apa-apa. Apalagi kalo statusnya udah halal, sah. Nah, waktu itu saya sempat iseng nanya ke sahabat saya yang kemudian jadi suami, "Kang, kalo kita menikah terus saya nggak mau ML dulu sama Kakang karena takut sakit, *sambil nyeritain kisah teman kami itu*, gimana?"

Mau tau jawaban beliau apa?

"Pulangin aja"

Nah, lho!

Apakah kalian penasaran dengan kelanjutan teman saya itu? Yah, saya nggak tau apa yang menggerakkannya akhirnya mau ML sama suaminya, karena yang jelas, anak mereka sekarang empat. Dua di antaranya kembar. Keempatnya cowok semua. Hihihi...
Pengen, sih, ngeledek, pas dia hamil anak pertama, "wah, gimana caranya hamil? Kan kamu ga ML?" Tapi waktu itu saya ga punya kesempatan buat ngeledek. Heuheu...
Pun pas kehamilan ketiganya yang kembar itu, rasanya pengen banget ngeledek, "doooo... sekarang udah doyan, yaaa..." tapi kok, sounds nyinyir banget, yaaaa.... #plak

Apakah kalian penasaran dengan Vadin dan Flory? Ya, mereka ML, kok, akhirnya, karena ga sengaja. Vadin ga sengaja ngeliat Flory bugil di kamarnya sehabis mandi. Terus abis itu, setelah Vadin keluar kamar karena diusir Flory, malah si Flory mancing-mancing ngajak ciuman sama Vadin dan akhirnya kejadian deh tuh have sex.

Nah, maafkan saya kalo review saya kali ini penuh dengan sop iler. Hihihi....

Friday, March 7, 2014

Fanta C by Sandra Brown


Judul Buku : Fanta C

Penulis : Sandra Brown

Halaman : 256

Penerbit : Fanfare

Suatu hari, di grup WA-nya CG ada pembicaraan mengenai buku yang bisa direkomendasikan untuk pembaca pemula khusus genre "kipas" seperti yang diusung oleh CG ini. Salah satu anggota menyebutkan novel Fanta C dari Sandra Brown. Sebagai penggemar SB, saya segera nyari buku ini. Dan benar... dari paragraf awal sudah harus sedia kipas deh :)

Elizabeth Burke telah menjanda selama dua tahun sejak kematian suaminya dalam sebuah kecelakaan. Saat ini dia hidup bersama dua orang anaknya, Megan (8 tahun) dan Matt (6 tahun). Untuk menghidupi keluarga kecilnya, Elizabeth membuka toko souvenir di sebuah hotel bernama "Fantasy". Sebenarnya nama ini terinspirasi dari plat mobil "Fanta C" pemberian adiknya. Plat mobil yang membuatnya sering dilirik oleh pengendara mobil lainnya.

Selain nama toko dan plat mobilnya, Elizabeth memang seringkali berfantasi "liar". Khayalannya itu ga jauh deh dari adegan "kipas". Terkadang dia membayangkan antara penjaga istal kuda dengan nona majikannya, terkadang antara bajak laut dengan seorang putri bangsawan. Lilah, adiknya, kemudian menyarankan Elizabeth agar menuliskan fantasinya itu menjadi sebuah cerita dan mengirimkannya ke penerbit. Kebetulan sedang ada kontes menulis yang berhadiah uang dengan jumlah lumayan. Elizabeth tertarik, tapi dia malu untuk melakukannya. Baginya fantasi itu hanyalah  untuk dia sendiri saja, dan bukan konsumsi publik. Tapi karena memang butuh uang, Elizabeth pun menuliskan fantasinya dan menminta Lilah mengirimkannya dengan nama samaran.

Di sebelah rumahnya Elizabeth, tinggal seorang pria lajang. Usianya sepertinya lebih tua dari Elizabeth. Megan dan Matt sangat akrab dengan pria yang bernama Thad Randolph ini. Beberapa kali Elizabeth membayangkan dirinya dengan Thad dalam adegan intim. Tapi Elizabeth adalah wanita yang selalu penuh perhitungan dan berhati-hati. Dia tidak mau ada gosip yang beredar tentang dirinya yang seorang janda menggoda pria lajang. Alhasil, seringkali Elizabeth curiga kalau Thad menawarkan bantuan untuknya dan keluarganya.

Namun yang namanya chemistry, kalau sudah muncul antara pria dan wanita, tentu saja sulit dihindari. Suatu waktu, Elizabeth diajak makan malam oleh bos-nya, sementara Thad menawarkan dirinya untuk menjaga anak-anak. Ketika Elizabeth pulang larut malam dari kencannya, dia mendapati Thad masih ada di rumahnya. Thad yang cemburu berat menyerbu masuk ke kamar tidur Elizabeth dan mewujudkan salah satu fantasi liar Elizabeth. Malam itu mereka habiskan berdua memuaskan apa yang selama ini terpendam. Namun ketika keesokan harinya Elizabeth tahu kalau Thad sudah membaca salah satu tulisannya. Elizabeth malu banget, sampai dia bersikap defensif dan memarahi Thad karena telah melanggar privacy-nya.

Elizabeth adalah gambaran wanita pada umumnya. Tentu saja seorang wanita pasti pernah berfantasi "liar" seperti Elizabeth. Hanya saja (lagi-lagi seperti Elizabeth) beberapa orang berusaha memendamnya, menyimpan rapat-rapat dan malu untuk mengakuinya karena takut pada omongan orang lain. Saya menyukai salah satu pernyataan bijak Thad kepada Elizabeth dalam novel ini,
"She is you. She's what you secretly think, how you feel about sexuality, how you feel about love, what you want in bed but would never ask for. Just like the moon, we all have a dark side, a part of us that the world doesn't see. It's in our makeup and is nothing to be ashamed of." 
Saya jadi paham kenapa teman saya itu merekomendasikan novel ini untuk pembaca pemula genre "kipas". Banyak lho yang malu membaca kisah romance yang hot, ada juga yang memberikan pandangan negatif untuk para pembaca genre ini, menganggap genre ini adalah picisan.  Padahal membaca romance  itu banyak manfaatnya juga seperti yang pernah diposting sebelumnya di blog ini.

Thad sendiri bukan orang yang jaim. Ketika dia menyukai Elizabeth, dia juga menyayangi kedua anaknya. Bagi Thad, Megan dan Matt itu satu paket dengan Elizabeth. Dia sendiri tidak memaksa Elizabeth ketika Elizabeth menutup diri, melainkan memberi ruang dan waktu bagi Elizabeth untuk memilih keputusannya sendiri.

Ohya, novel ini sudah ada terjemahannya yang diterbitkan oleh GPU. Silahkan dicari, dibaca dan diambil hikmahnya ya :)

Wednesday, March 5, 2014

Bedroom Therapy by Rebecca York


Judul : Bedroom Therapy
Penulis : Rebecca York
Halaman : 256 (ebook)
Penerbit : Harlequin Blaze

Amanda O'Neal memulai karier barunya sebagai "sexual advice columnist" di majalah Vanessa (sebuah majalah wanita) berbekalkan latar belakang pendidikannya sebagai seorang doktor di bidang human sexuality. Sebenarnya dia melakukan pekerjaan ini atas permintaan sahabatnya yang menajdi editor di sana. Kolumnis sebelumnya yang bernama Ester Knight meninggal akibat sebuah kecelakaan. Karena rating kolom tersebut cukup tinggi, maka Amanda diminta menggantikan penulis sebelumnya dengan menggunakan pseudonym Esther Scott.

Zachary Grant adalah seorang detektif swasta yang diminta oleh keluarga Esther Knight untuk menyelidiki kematian Esther. Keluarganya merasa ada yang tidak wajar dari sekedar kecelakaan. Berhubung Amanda sendiri pernah menjadi kolega Esther, dan sekarang menggantikan Esther di majalah Vanessa, Zach merasa perlu mewawancarai Amanda. Ternyata benar, ada yang tidak wajar dengan kecelakaan Esther. Suatu malam, rumah Amanda dimasuki orang yang tidak dikenal. Merasa bertanggung jawab atas keamanan Amanda, Zach meminta Amanda pindah rumah. Di rumah yang baru, Zach tinggal bersama Amanda hingga dia menemukan siapa pelaku pembunuhan terhadap Esther.

Kalau lihat judul dan covernya, gak mungkin dong kisahnya hanya soal pembunuhan saja. Yang menarik adalah pekerjaan dari Amanda sendiri. Sebagai seorang kolumnis yang mengasuh rubrik seksual, dia mendapatkan banyak sekali surat seputar masalah seksual yang dialami baik wanita maupun pria. Di novel ini ditunjukkan sebagian suratnya. Misalnya kayak begini

Dear Esther,I have a new boyfriend. He's a lot more into foreplay than the last guy I went with. Anyway, last night we were fooling around. He started stimulating my breasts, and all of a sudden, I had an orgasm. I mean, all he was doing was kissing me and playing with my nipples and I went off like a firecracker. Is that normal? (Embarrassed in Ohio)
atau surat seperti ini...

Dear Esther,My boyfriend and I keep having the same argument about what we do when we're making love. He wants me to do oral sex on him. But he hates doing it to me. So I feel like I'm getting—um—the short end of the stick.

Terkadang Amanda merasa hot sendiri membaca surat-surat itu. Nah pada saat pertama kali Zach datang menemui Amanda, Amanda lagi horny habis baca beberapa surat. Dia udah siap-siap dengan vibratornya, tiba-tiba ada yang ngetuk pintu rumahnya. Begitu lihat penampilan Zach, dia tambah horny deh. Zach sendiri sempat membaca sebagian surat pembaca karena ada di meja kerjanya Amanda, dan dia mulai merasa "gerah" apalagi Amanda sendiri sangat menarik di matanya. Zach penasaran, apakah pengalaman Amanda sebaik pengetahuan akademisnya.

Ketika mereka tinggal serumah, Zach mulai melakukan pendekatan pada Amanda. Diawali dengan phone-sex (padahal mereka seatap) sampai skenario self-pleasuring yang dirancang oleh Zach. Amanda yang ga puas hanya dengan self-pleasuring pun meminta Zach untuk melakukannya untuknya. Zach yang awalnya keberatan, akhirnya tidak bisa menolak. Anehnya, Amanda udah dapat "big O" beberapa kali, Zach masih juga "tegak" dan belum mencapai "that O". Ternyata Zach memiliki masalah akibat trauma masa lalu. Dia bisa mendapatkan kepuasan jika melakukannya sendiri, tapi begitu berhadapan dengan wanita, dia tidak bisa. Amanda ingin sekali membantu Zach, tapi yang ada Zach malah menutup diri.

Well, apakah sang doktor mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapai oleh pria yang dicintainya? :) Kombinasi antara suspense dan romance ini layak mendapat 3 kipas.

Thursday, February 27, 2014

Kutak Kutik Asmara - Enny Arrow

Mungkin banyak orang bertanya, siapa itu Enny Arrow. Bagi angkatan 80-90 an mungkin masih sedikit banyak mengenal seorang penulis ini, yang karyanya acapkali mencirikhaskan sebuah stensilan.
Maka.. di sinilah, saya, mencoba bercerita sedikiiiit seperti apa karya Enny Arrow yang..ehm.. legendaris dan populer (terutama di kalangan member CG) X))

Buku ini berjudul Kutak Kutik Asmara, 37 halaman, yang diterbitkan oleh Mawar Jakarta dengan stempel "Bacaan Khusus Orang Dewasa" di dalamnya.

cover milik ceriwis.com


Awal cerita berkisah tentang Laras, seorang wanita yang penasaran dengan adik temannya, yang katanya gemar 'meniduri' tamu perempuan yang menginap di rumahnya. Rinto, nama lelaki itu, kembali melakukan hal yang sama pada Laras, bedanya, Laras sekarang tahu bahwa Rinto tidak hanya meniduri tetapi juga mengancam menggunakan senjata tajam terhadap korbannya.

Tadinya sih saya sudah telanjur kebawa deg-degan gitu baca ceritanya, eh badhala, di tengah tengah kok ternyata si Rinto ini 'letoy' padahal Laras belum terpuaskan. Yang bikin saya terpingkal pingkal adalah bagaimana kemudian Laras balik mengancam Rinto yang 'seenaknya saja' mau meninggalkan Laras padahal pertarungan belum selesai baginya XD

Dari sini saya bisa simpulkan beberapa hal :
1. Kalau numpang tidur di rumah orang, baiknya pintu kamar dikunci, atau kalo ga ada kunci ganjel pake kursi/meja/lemari/kasur kalo perlu. Biar orang ga sembarangan masuk
2. Jangan sembarangan penasaran sama orang. Apalagi kalo dia udah dapat predikat jelek.
3. Kepuasan saat berhubungan intim adalah hak orang-oirang yang melakukannya. Jadi kalau masih ada satu pihak yang belum puas, itu namanya ngga adil, mending lakukan aja lagi XD
4. Kalau suka romance, jangan baca buku EA. kagak ada romancenya babar blasss X))

Cerita di buku ini mah ngga cuma Laras dengan Rinto, tetapi juga ada antara Laras dengan lainnya. Jadi benar halnya kalau buku ini ditargetkan hanya untuk orang dewasa, dan orang yang sudah mengerti apa bahayanya seks bebas, termasuk di dalamnya hamil dan penyakit kelamin.

Ciri khas karya EA adalah bahasanya yang berlebih-lebihan dalam mengungkapkan sesuatu, dengan detil yang banyak terutama saat adegan itu, maka saya paham mengapa buku EA ini cukup terkenal di 'jamannya'. Karya EA tidak hanya sebatas 'pemuas nafsu' belaka, menurut saya pribadi. pada tahun-tahun beredarnya, ada banyak penerbit-penerbit kecil serupa yang mencoba peruntungan di tengah gempitan terbatasnya buku-buku yang beredar di Indonesia, salah satunya EA yang berhasil membuat dirinya dan kemisteriusannya terkenal meski dibicarakan diam-diam.

Buku-bukunya kini banyak dicari kolektor dan dihargai dengan harga yang cukup mahal, mengingat ia mungkin pernah menjadi penanda masa yang dulu, masa remaja penuh kenangan ...dan bayangan. XD

Monday, February 24, 2014

Monster Erotica (Part 2) : The Night Gaunt, Bigfoot, Minotaur

Setelah pengalaman pertama yang 'lumayan' sukses dengan kisah erotis leprechaun, saya pun cukup pede untuk mengembangkan sayap membaca buku kedua dari serial ini. Saya bahkan sudah berkhayal bahwa kalo otak saya sanggup mengimajinasikan semua serial ini, saya bakal mencoba baca novel pararom. #horeee

Novela ini bermula dari Kim yang tersadar dari pingsannya. Dia gak tahu gimana dia bisa nyampe ke ruangan itu, dia juga gak tahu siapa yang udah menculik dia.

Lalu datang 3 wanita (Pam, Greta, Trena) menghampirinya. Ketiga wanita tersebut bercerita bahwa mereka berada di sebuah desa entah di mana. Desa ini dikuasai oleh Raja para Night Gaunt. Penduduk desa membuat perjanjian dengan sang raja bahwa mereka akan menyediakan satu gadis setiap hari Jumat untuk di-fuck (for the lack of better word) oleh sang raja. Satu syarat dari sang raja : gadis yang ditidurinya haruslah perawan dan tak boleh berhubungan dengan pria mana pun.

Pam, Greta dan Trena adalah sex slave sang raja, dan sekarang Kim pun termasuk di antaranya. Kim menggantikan gadis sebelumnya yang ketahuan berselingkuh kemudian dibunuh oleh raja Night Gaunt.

Lalu tibalah hari jumat malam itu...

Kim didandani, dipakein baju cakep bahkan dikasi cocktail berisi obat perangsang sebelum dibawa ke gua tempat sang raja meniduri para budaknya. Di gua itu, Kim digantung terbalik layaknya kelelawar karena Night Gaunt ini sejenis kelelawar raksasa dan mereka ngesexnya dengan posisi gelantungan terbalik (emang kelelawar beneran gelantungan ya kalo having sex? Gak pusingkah?)

Mungkin memang ada yang namanya chemistry, ato mungkin karena Kim memang cewek yang unik, yang pasti baik Kim mau pun sang raja sangat menikmati adegan celup-sambil-gelantungan-kebalik itu. Tiap malam Kim memimpikan sang raja dan terbangun dalam kondisi horny sementara sang raja merasa gelisah karena dia tak bisa melupakan Kim.

Jumat berikutnya adalah giliran Pam yang jadi persembahan. Melihat Pam ketakutan, raja Night Gaunt pun sadar bahwa Kim istimewa karena hanya dia lah wanita yang tak takut padanya. Lalu si Night Gaunt pun ngegorok leher Pam dan terbang.
Warga desa yang panik melihat Pam tewas jadi ketakutan akan amarah sang raja. Di malam berikutnya, mereka mengirim Greta sebagai persembahan (egois banget ya penduduk desa nya!). Kali ini, sang raja menjelaskan kepada Greta kalo dia cuma mau Kim dan gak mau cewek lain. Doh...kenapa dia gak ngomong dari kemarin ya? Kenapa juga kudu gorok leher Pam?

Anyway....esok malam penduduk desa mengirim Kim dan sejak itu penduduk desa dan para Night Gaunt hidup tenang dan bahagia.

Sebenernya dari segi cerita sih gak ada masalah ya. Lumayan bagus kok. Kalo udah baca buku yang Leprechaun di situ ada tokoh raja Night Gaunt yang sangat mencintai ratu-nya. Nah...Night Gaunt yang dimaksud adalah Night Gaunt yang ini dan ratunya jelas si Kim. Sayangnya...adegan sex dengan Night Gaunt itu gak masuk di otak saya (._.)

Sebelum saya lanjut, biar saya jelaskan dulu kalo saya tipe pembaca visual. Untuk bisa mengerti dan menikmati isi suatu buku (apapun itu), saya harus bisa membayangkan tiap adegan yang ada di buku tersebut.
Contohnya nih, semasa kuliah untuk bisa mengerti bagaimana proses sirkulasi darah, saya harus bisa membayangkan gimana struktur paru-paru, jantung, pembuluh darah, dan organ-organ lainnya. Setelah saya tahu letak para organ ini, saya harus bisa membayangkan gimana para organ itu bekerja sampe darah bisa mengalir ke seluruh tubuh. Kalo imaji ini gak terbentuk di otak saya, biar 100 kali pun saya baca itu teori sistem peredaran darah, saya gak bakal bisa ngerti maksudnya apa. Ribet? Emang iya sih. Yah....mau diapain lagi.

Jadi...untuk bisa menikmati buku ini, saya harus bisa membayangkan gimana si Kim itu bisa have sex dengan Night Gaunt. Dan saya gagal membentuk imaji apapun (_ _")
Coba aja....itu Night Gaunt dibilang kayak kelelawar gede, tak berwajah, berbicara lewat telepati, dan hobi nge-fuck sambil gelantungan kebalik. Heu? Saya susah nih ngebayangin gimana caranya.

But since I'm such a glutton for punishment, I read the next ebook from Ren.
Yang ini berjudul "Cum For Bigfoot", berkisah tentang Porsche (namanya beneran Porsche walo nasibnya sih beda jauh sama mobil sport itu) dan dua temannya yang sedang camping lalu diculik oleh serombongan Bigfoot (Yeti) dan dijadikan budak seks. Bahkan sampe akhir pun mereka tetap ditawan oleh para bigfoot itu.

Udah...cuma segitu doang yang mau saya ceritakan karena sumpah...saya gak kuat. Iya...saya tahu ada beberapa orang yang suka bestiality. Buat saya sih, itu urusan pribadi mereka ya. Selama gak nyenggol dan merugikan orang dan hewan lain, ya biarin aja lah. Tapi saya sendiri gak tahan dengan bestiality.
Swear...saya selalu menganggap diri terbuka pada keabsurdan macam apapun.Trisam, forsam? Ah biasa. Gangbang? Sini! #eh Caroline Diaz bercinta sama mobil?  Aneh sih tapi ya sudahlah ;)

Saya bahkan masih gak berkedip waktu baca cerita (oke...fanfic tepatnya) yang nyebut-nyebut angry dragon, lipton teabag, chili dog, carpet cleaner, the mu...Ebentar deh! INI KOK JADI KAYAK SEX SLANG 101??!!! O.o #LoYangMulaiWi #oiya ( ._.)
(ps : oya....gak usah kepo gugling yang saya sebut di atas yaa)

Balik ke topik...
Saya masih bisa kalem (walo geuleuh) baca itu semua. Tapi bestiality adalah batas saya. It disgusts me to the bone. It's in the same digusting level with pedophilia and necrophilia. Just...eugh! Dan gak peduli segahar apapun big foot, buat saya dia tetaplah sekeluarga dengan gorila. Jadi cerita ini termasuk bestiality. Enough said.

Terbukti saya emang gak gampang kapok :))
Setelah sukses mengatasi mual pasca baca bigfoot, saya melanjutkan baca ebook berikut dari seri The Horny Monster yaitu The Horny Minotaur, buah karya Nikita King.

Ceritanya tentang Sara yang diculik dan dibawa ke dimensi lain. Di dimensi ini para makhluk dongeng dikurung dalam sex dan dipaksa untuk berkembang biak. Sara ditugaskan untuk menjadi partner sex dari Warrick si minotaur.

Namun Warrick ini minotaur yang beda. Dia emoh meniduri Sara atau cewek mana pun. Dia gak mau keturunannya lahir dalam penjara untuk kemudian diperbudak. Dan setelah sekian lama (oke...sebenernya gak segitu lamanya juga) gantian Sara yang gregetan karena dicuekkin sama Warrick. Sekarang...justru dia yang berusaha menggoda Warrick supaya si minotaur mau having sex sama dia :)).

Dari 4 cerita yang sudah dibaca, ini yang paling mending sih. Warrick is such a sweet heart, beda dengan Collin si leprechaun yang rapist itu, juga Night Gaunt yang hobinya gorok leher orang, dan jelas jauh banget dibanding si Bigfoot.  Dan cerita ini punya plot yang bagus karena setelah Warrick sadar kalo dia mencintai Sara, dia pun memutuskan untuk kabur dari perbudakan yang selama ini diterimanya.

So...it is a good story and I should have liked it. Tapi...
Yah gimana ya....saya gak bisa bilang ini masuk bestiality karena walau pun bentuknya banteng, tapi Minotaur bukan hewan biasa. Mereka bahkan lebih cerdas daripada manusia. Akan ada jutaan fans fantasi yang ngamuk kalo saya menyamakan minotaur dengan banteng biasa. Jelas....cerita ini gak bisa dianggap bestiality.
Dan gak ada adegan forced sex juga di sini. Malah Sara nya kepengen banget dicelupin (bahasanyaaa) sama Warrick.  Tapi....saya gak bisa membayangkan apa jadinya kalo Sara beneran hamil bayi minotaur.

Minotaur kan gede buanget. Sara seukuran wanita normal. Kalo dia hamil anak minotaur, kandungannya bakal segede......ah sudahlah...otak saya mau meledak bayanginnya >.<

Kesimpulannya, setelah baca empat novela pararom, saya pun makin sadar kalo genre ini kurang cocok buat saya. Untuk sementara, saya pun menjauh dulu deh dari dunia Paranormal Romance (Heleeeh, ini mah bukan Paranormal Romance ah X) X) - Ren) . Kecuali ada yang bisa kasih saya ebooknya "Snowballin' : I Fucked Frosty". Yang itu tampak menarik :))


Thursday, February 20, 2014

The Rocker That Savors Me by Terri Anne Browning




Serial : The Rocker #2
Penulis : Terri Anne Browning
Penerbit : Anna Henson, April 2013
Tebal : 227 halaman (ebook)
Genre : Contemporary Romance
ASIN : B00CKHW04A

Sinopsis

Layla…
…has had a hard life. On her own at a young age, always having to do what needed to be done just to survive. Now she has two other people depending on her and she needs a job fast before they get evicted. A job interview introduces her to Jesse Thornton, the delicious drummer for Demon’s Wings. He reminds her of all the mistakes of her past, but is also her hope for the future.

Jesse…
…has never let anyone in. The only real family he has ever had are his band brothers and Emmie—the only women he has ever loved. But then Layla comes into his life and he would do just about anything to get one taste. Can he move past his own insecurities and allow this woman into his heart?

Review 

Kisah para personel Demon's Wings berlanjut. Kini giliran Jesse Thornton alias Jesse si penggebuk Drum.

Demon's Wings sekarang sudah menempati rumah baru mereka di Malibu. Pertimbangannya karena Em sedang hamil dan mereka tidak ingin jauh-jauh dari Em (sso sweeettttttt....). Masalahnya rumah itu terlalu besar untuk diurus Em sendirian. Mau mengharapkan anggota Demon's Wings buat ngeberesin rumah? Bisa bangun pagi tanpa telat dan tanpa dibangunin saja udah hebat. Jadi Em pun mencari housekeeper. Dari sekian orang yang diwawancarai Em memilih Layla Daniels.

Layla butuh pekerjaan ini untuk menunjang hidupnya dan kedua adik perempuannya Lana dan Lucy. Dan ketika ditawari untuk mengurus rumah Em 24 jam dengan tambahan ia tinggal di guest house yang ada disebelah rumah utama, Layla langsung setuju.

Dihari pertama bekerja Layla sudah bertemu dengan semua personel Demon's Wings.  Sejak itu sudah ada lust-at-the-first-sight (saya kurang percaya pada love-at-the-first-sight) antara Layla dan Jesse. Tapi Layla cukup tahu diri, ia tahu posisinya di rumah itu sebagai housekeeper. Jadi tidak mungkin selebriti sekelas Jesse bisa jatuh cinta padanya. Terlebih Layla juga punya masa lalu buruk yang berkaitan dengan rocker.

Di lain pihak Jesse sudah diwanti-wanti Em untuk tidak mendekati Layla. karena jika Jesse berhubungan dengan Layla, bermasalah, mereka putus, Em bakal kehilangan housekeeper sekaligus sahabat perempuan yang tak pernah dimilikinya selama ini. Tapi meski berusaha mereka sama sekali tidak bisa saling mengacuhkan ketika berada dalam satu ruangan. 

Oke... sebenarnya saya kaget ketika mengetahui tebal ebook ini diatas 200 halaman mengingat cerita sebelumnya hanya 99 halaman. Di ereader saya pun halaman ebook ini hanya 186 halaman. Dan seperti yang pernah saya bilang dibuku sebelumnya, buku ini adalah buku yang dibaca tanpa banyak telaah disetiap adegannya. Alurnya mulus, konfliknya minimal, karakter-karakternya lovable khususnya Jesse yang meski tampil cuek dan masa bodoh tapi punya sifat kekeluargaan juga. PoV yang dipakai pun beragam mulai dari Jesse, Layla hingga Em yang membuat cerita menjadi kuat karena isi pikiran para karakternya disampaikan dengan jelas.

Ohya, dibuku dikatakan Layla punya tattoo dilengannya yang membuat dia sulit mendapatkan pekerjaan. sayang covernya tidak menampilkan tattoo tersebut.

Tuesday, February 18, 2014

Monster Erotica (Part 1) :The Horny Leprechaun

Duh...lama gak ngisi blog ini, sekalinya ngisi malah ngereview novela >.<
Ya maap...Tapi saya ngerasa novela-novela ini terlalu menarik untuk dilewatkan.

Jadi gini...
Saya tuh bukan penggemar paranormal romance meskipun hard core fans nya fantasi. Bukan apa-apa sih. Tapi buat saya agak susah membayangkan fairy dan dracula pacaran ato iblis dari neraka jatuh cinta sama ratu malaikat misalnya (apalagi sampe ke sex scene). Bahkan adegan romance Aragorn - Arwen susah masuk ke otak saya. Untunglah di LOTR gak ada sex scene antara Aragorn-Arwen sehingga otak saya gak perlu nambah keriting waktu baca buku itu #menurutngana.

Jadi...saya salut banget sama tingginya level imajinasi para penggemar genre paranormal romance. Dan dengan kesadaran diri, saya selalu menghindari baca genre itu.
Sampai suatu hari Ren,  rekan Spankers saya mengirim 4 (saya ulang ya biar dramatis : EMPAT!) ebook bertajuk Monster Erotica disertai pesan dari Ren :  

"Ceritanya sih aneh...tapi cuma 20-30 halaman kok. Hwhwhwhw..."

Adoohhh.....saya kan jadi penasaran ceritanya seaneh apa X)

Mari kita mulai review ini dengan novela pertama yang saya baca : The Horny Leprechaun yang ditulis oleh Nikita King, diterbitkan dalam format ebook dan bisa dibeli di smashwords.

Bercerita tentang Karen yang bisa memenuhi impiannya ke Irlandia. Saat di sana dia melihat pelangi. Penasaran dengan dongeng kuno di Irlandia, Karen pun mulai mencari ujung pelangi. Usaha Karen berhasil. Dia menemukan akhir pelangi di mulut sebuah gua.

Sesuai dengan legenda, yang menanti Karen di ujung pelangi adalah segentong emas. Sayangnya di samping pot emas itu, ada pula leprechaun ganteng bernama Collin yang ngamuk liat Karen ada di gua-nya. Collin parno kalo Karen mau mencuri emasnya.

Dan Collin pun menghukum Karen dengan (apalagi kalau bukan) sex. Gak peduli walau pun Karen menolak keras hukuman dari Collin (menjadikan aksi ini termasuk pemerkosaan menurut saya). Dan bukan cuma sekali-dua kali Collin havng sex dengan Karen, sodara-sodara! Tapi berkali-kali dengan berbagai gaya dan posisi! Collin bahkan sukses memerawani "pintu belakang" Karen #iyeuww.

Dan walau pun Karen mengutuk dan memaki setiap aksi yang dilakukan Collin, dalam hati sih dia suka juga, Secara yah....dia yah..gitu deh...kebanjiran di akhir cerita (kenapa bahasa saya begini amat ya?).
Itu baru cerita di buku pertama....

Buku kedua bersetting 8 minggu setelah kejadian bersejarah di gua.

Kali ini, Collin kena batunya. Dia kangen mati-matian sama Karen. Saking kangennya, dia ampe beli cermin ajaib dari seorang penyihir. Cermin itu dipake Collin untuk mengintip setiap aktivitas Karen, setiap menit, setiap detik (stalker abis!). Jadi Collin juga liat saat Karen lagi "self pleasure" sambil nyebut nama dia (cieeee.....) dan...saat Karen tes kehamilan yang menunjukkan hasil positif.

Bahagialah Collin. Dengan kehamilan Karen, artinya dia bisa menghabiskan hidupnya bersama Karen (ini dua hal yang gak nyambung sebenernya. Apa di dunia leprechaun gak ada istilah joint custody?). Dia pun langsung ke NY untuk menjemput Karen. Dan panik begitu sampai di apartemen Karen dan mengetahui bahwa sang gadis baru saja diculik oleh Night Gaunt.

Sisa cerita pun seputar usaha Collin untuk merebut kembali Karen dari cengkeramanNight Gaunt. Kisah ditutup dengan Collin dan Karen yang hidup bahagia dipenuhi oleh sex fantastis dan kehamilan Karen. But this time, she's a very willing participant.

Buku pertamanya bikin saya eneg karena forced sex yang bertaburan di sepanjang buku. Ya..ya...saya tahu kalo ada beberapa orang yang justru jadi turn on karena forced sex, bahkan ada yang sampe role play pura-pura di-rape oleh partnernya. No judge to them, but it's not me. Seeing (or reading) an alpha male in some "sexy" action is hot for me, but then..I don't like anything that's forced.

Walau begitu, ada bagian yang 'hilarious' dari buku ke-1 ini. Yaitu monolog Karen yang ini :
 "Shock! That’s all Karen could feel, was shock. Didn’t she read somewhere you shouldn’t “double dip”? Yeast infections, bladder infections, fecal matter going into her vagina and not to mention just plain gross."
Mbak...mbak....situ barusan abis diperawani pintu belakangnya, trus didobrak pintu depannya (bahasa lo, wiii). Dan yang kepikir oleh anda adalah masalah higienis? O.o
Saya salut sama anda. *kowtow*

Untuk buku kedua sih...sweet ya. Di sini keliatan kalo Collin beneran sayang sama Karen, ampe bela-belain ke raja para Night Gaunt demi mendapatkan kembali Karen. Dan Collin juga menunjukkan penyesalan atas perlakuan dia sebelumnya terhadap Karen. Bagian hilarious di buku ini ada di bagian akhir, waktu Collin nunjukkin gua yang sudah dia bangun untuk hidup bersama Karen :

“Oh my God!” Karen ran over there. The bookshelf already had some of her favorites on the shelves in Hardbacks:
The Great Gatsby
Wuthering Heights
Jude the Obscure
The Hunger Games Series
The Library at Night
Les Liaisons Dangereuses
Half of a Yellow Sun

“How did you know? How did you know these were my favorites?” She asked with wonder in her voice.
“I friended you on Goodreads,” Collins said with a wicked smile on his face.
“You did what? I don’t remember you friending me.”
“Karen, you have like over four thousand friends on there. I just put a fake avatar and called myself Collie.” Karen punched him in the arm. “That’s sneaky.”
“That’s how I found out your favorite books, so do you like them?” Collins asked


Collin ini entah sweet entah apa deh. Kepikiran cek Goodreads, booo!
Saya gak punya ya stalker di luar sana yang baik hati mau cek shelf gudrits saya dan kemudian mengabulkannya? Tapi plis....ampe di situ aja ya stalkernya >.<

Meski begitu, saya sebenernya masih bermasalah sama unsur "pararom" di novela ini.
See...dalam imajinasi saya, yang namanya leprechaun itu kayak gini :


Kakek-kakek, chubby, jenggot merah, berperawakan imut. Agak susah mengubah imagenya jadi ganteng dan hot layaknya manusia seperti deskripsi di cerita ini. Dan lebih susah lagi membayangkan leprechaun sebagai sex maniac (._.)

Emang sih....Nikita King beralasan kalo si Collin itu campuran, bapaknya leprechaun, ibunya manusia. Makanya dia bisa punya perawakan manusia tapi punya bergentong-gentong emas warisan bapaknya.
Oh well....lucky him then.

Untungnya karena penampakan leprechaun secara umum memang mirip manusia, saya gak kesulitan bayangin adegan per adegan di buku ini. Jadi saya ngerasa belum kapok baca monster erotica dan memutuskan lanjut baca novela berikutnya.

Aduh...udah panjang gini padahal masih ada 3 novela yang mau saya bahas.
Lanjut di post berikutnya aja kali ya. Mudah-mudahan gak panjang.

Monday, February 17, 2014

Their Divine Doctor by Heather Rainier

Serial : Divine Creek Ranch #9
Penulis : Heather Rainier
Penerbit : Siren-Bookstrand.Inc
Terbit : Desember 2011
Tebal : tidak tercantum di goodreads
Genre : Erotica, Contemporary Romance
ISBN : tidak tercantum di goodreads

Periode baca : 2013 yang lalu

Sinopsis
Emma Guthrie has been playing it safe all her life, watching friends marry and have families. She’s dedicated her life to healing others and now it’s time to heal herself.

Duke Rivers and Gage Randall are intrigued by the blushing doctor, whom they’ve observed in the past making a naughty sex toy purchase. Fate brings them together when Emma treats Gage for an arrow wound to the buttocks. When she moves in upstairs, they decide it’s time to take a chance.

The socially awkward threesome discovers a mutual need to stop allowing life to pass them by, and they embark on a quest to accomplish each item on their “bucket list” together. From the treetops of the North Georgia Mountains to the frozen Canadian Northwest Territories and points in between, they chase their dreams as danger closes in at home. Will Emma pay the ultimate price for loving them both?

Review
Ketika sedang bersantai di taman kota, dr. Emma Guthrie mendapat pasien baru. Ada cowok yang terluka akibat panah yang dimainkan oleh anak-anak di taman tersebut. Dan peristiwa itu memperkenalkan Emma pada 2 orang cowok ganteng, Duke Rivers dan Gage Randall. Diluar dugaan ternyata mereka bertiga tinggal di area apartemen yang sama. Bahkan apartemen Emma terletak terpat diatas apartemen Duke.

Hubungan mereka berlanjut karena lagi-lagi mereka memiliki hobi dan selera musik yang sama. Ketiganya suka melakukan aktivitas outdoor seperti camping. Emma yang sepanjang hidupnya hanya memikirkan kariernya sebagai dokter, mulai mempertimbangkan untuk menerima cinta mereka. Apalagi ia juga setuju dengan konsep threesome yang ditawarkan Duke dan Gage. 

Syukurnya semua anggota keluarga Emma, Duke dan Gage menerima keputusan mereka untuk menjalani hidup dengan model tak lazim itu. Karena tak bisa menikahi dua cowok, Emma hanya menikah dengan Duke sebagai syarat pernikahan mereka diakui negara. Namun didalam hatinya Emma menikahi Duke dan Gage ._.

Karakter
Emma Guthrie, dokter kesayangan warga Divine Creek yang tidak punya waktu untuk pacaran karena kesibukan kariernya. Ia juga punya prinsip untuk tidak menjalin hubungan dengan para pasiennya *padahal kalo pasiennya ganteng kayak Roarke, kenapa enggak ya. Kan lumayan, gak usah nyari jauh-jauh*  Akibat hidupnya yang cenderung sepi tersebut Emma menjadi penggemar buku-buku erotis, sex toys dan pelanggan setia Discretions, toko khusus dewasa yang menjual segala sesuatu yanag berhubungan dengan seks. Emma juga punya bucket list yang isinya berhubungan dengan segala sesuatu yang bersifat sensual seperti melakukan threesome, skinny-dipping, de-el-el.

Duke Rivers dan Gage Randall, saudara sepupu yang saking dekatnya sudah seperti saudara kandung. Sejak memulai bisnis pengamanan pribadi mereka berencana untuk mencari perempuan yang bersedia melakukan threesome hingga ke jenjang pernikahan. Bertemu dengan Emma seperti keajaiban bagi mereka.

Ide cerita
Ide ceritanya standar. Kisah cinta diantara 3 orang namun bukan cinta segitiga disebuah kota fiktif di Texas, Divine Creek. Berhubung ini adalah cerita erotica jadi ya banyak dong adegan-adegan seks bertebaran di buku ini. Apalagi ini cerita threesome. Ada adegan skinny-dipping, anal sex, voyeurism, sampai pijat prostat yang bisa membuat Duke dan Gage klimaks gila-gilaan di ruang praktek Emma ._. 

Lantas berapa kipas untuk buku ini? Uuummm.... Kipas sih gak cukup. Harus pake AC? Ya gak cukup juga sih kayaknya. Mungkin lebih tepatnya pindah ke kutub utara kali ya biar adem X))