Thursday, January 23, 2014

Bared to You (Crossfire #1) by Sylvia Day


Judul: Bared to You (Crossfire, #1)
Penulis: Sylvia Day
Format: e-book
Jumlah halaman: 280 halaman
Genre: Romance, Adult Fiction, Erotica, Contemporary Romance, BDSM, Erotic Romance (ini semua kata Goodreads)
ISBN: 0982857195  
ISBN13: 9780982857199
Rate: 3/5
Kipas: 6/5 alias jebol seluruh kipasnya x))

Our journey began in fire...

Gideon Cross came into my life like lightning in the darkness—beautiful and brilliant, jagged and white-hot. I was drawn to him as I'd never been to anything or anyone in my life. I craved his touch like a drug, even knowing it would weaken me. I was flawed and damaged, and he opened those cracks in me so easily...

Gideon knew. He had demons of his own. And we would become the mirrors that reflected each other's most private wounds... and desires.

The bonds of his love transformed me, even as I prayed that the torment of our pasts didn't tear us apart...

Inhale. Exhale. Inhale. Exhale.
Saya sedang kedinginan, nih.Udara Bandung lagi uedan banget dinginnya. Mendadak hareudang alias gerah mengingat saya mau review buku ini.

Ah! Masih kalah ama Arizona! Masih kalah ama Michigan yang katanya sekarang jadi neraka beku itu. Dinginnya Bandung masih belum seberapa!

Oke. Oke. Faktanya saya seharian ini menggigil kedinginan dan sekarang kipas-kipas lagi, kok! :P

Saya lupa apa yang membuat saya akhirnya tertarik baca buku ini setelah menimbun di dalam e-reader saya sekian lama. Faktor FSOG-kah? Bisa jadi. Soalnya katanya mirip. Yah, dimaklum aja. Namanya juga (konon) fanfic (dari serial Twilight Saga). Pasti mirip satu sama lain.

Yang jelas, saya malah melihatnya B2U ini justru fanfic FSOG. Ga tau kenapa. Soalnya, ada beberapa similarity seperti....

1. Inisial dari tokoh utama pria di kedua novel sama-sama mengandung C dan G. Di FSOG kita mengenal Christian Grey, sementara di B2U kita mengenal Gideon Cross. Eh, tunggu. Kok, sama dengan nama blog ini, ya? Berinisial huruf C dan G juga. Wah! Ternyata, ada #destiny antara Cakrawala Gelinjang dengan Fifty Shades of Grey juga Bared to You! #naon

2. Tokoh utama wanita sama-sama punya ayah tiri, karena ibu kandung dan ayah kandung mereka bercerai. 

3. Tokoh utama pria sama-sama stalker, sama-sama pengusaha kaya raya, sama-sama (konon) ganteng luar biasa di mana perempuan mana aja ngeliat ke tokoh utama pria kita ini akan... ummmm... rela kejeduk atau kesandung saking terseponanya?

4. Sama-sama mengandung unsur BDSM, walau di B2U nggak pake alat. Tapi tetep nyerempet ke kata dominan dan sub-nya.

Dan masih banyak kesamaan lainnya, terutama soal menjaga stamina, kamar mandi dan lainnya. 

Cukup, ya, untuk soal similarity. Saya di sini bermaksud menyuarakan ketidaknyamanan saya terhadap Bared to You. Saya agak gimana gitu dengan nama Gideon. Sebab, nama Gideon yang pertama kali saya dengar, langsung ring-a-bell dengan komedian Indonesia yang bernama Gideon. *saya ga mau susah payah brosing apalagi pasang fotonya di sini, soalnya jauh banget dengan kategori tampan, memukau, berkilau, heartbreaking, dan teman-temannya*.
Iya, saya masih ga terbiasa dengan nama "Gideon" ini. Coba namanya yang laen gitu. Mungkin saya nyaman-nyaman aja membayangkan cowok super ganteng setelanjang apa pun. #dikeplak

Untuk kesan pertama, di halaman-halaman pertama, di bab-bab pertama, saya sebal sama Gideon ini. Aduh! Masa, ya, kalimat yang diucapkan pada tokoh wanita, Eva Trammel, ketika mereka baru ketemu adalah, "I wanna fuck you." -_____-"

Terus, yang parahnya lagi, di lokasi mana pun Eva berada, pasti itu kepunyaan Gideon. *sigh*. Itu yang bikin saya beteeeeeeeeeeeeee banget sama buku ini. Belum lagi, kelakuan ibu kandung Eva, Monica, yang bener-bener keterlaluan, sampai telepon selular Eva pun dilacak. Tapi, di akhir cerita, sih, emang akhirnya acceptable kenapa sang ibu melakukan ini.

Belum lagi, mereka ini kok, ya, bisa-bisanya ML di tempat yang ada orang lain yang bisa mendengar. Memicu adrenalin sih emang iya. Makanya kenapa saya sebut kipas 5 ga cukup alias jebol. Karena, "tantangan" membaca B2U di sini adalah sekaligus membayangkan lagi ML di suatu tempat yang tak lazim sementara di sana ada orang lain yang bisa menyaksikan atau mendengarnya. Ouch.

Kagum sama stamina mereka, deh. Asal ketemu, langsung "horny" dan langsung saling terkam. Haduh... dari mana mereka punya energi sebanyak itu, ya? #inipertanyaansuperpolos. 

Di balik cerita terkam menerkam yang selalu ada hampir di setiap lima halaman ini (apakah saya lebay?), rupanya ada misteri-misteri yang belum terselesaikan, bahkan sampai buku ini mencapai halaman terakhir. Masih belum tahu apa penyebab nightmare Gideon selama ini. Masih belum tahu solusi apa yang dilakukan Eva dalam melalui buruknya masa lalu. Jujur aja, karena ada misteri yang belum terungkap, mau nggak mau, saya harus membaca buku berikutnya. Mungkin, kalo baca buku kedua nanti, saya harus siapin AC yang dinginnya puolllll. Biar kipas angin ga jebol saking puanasnya. Menurut ukuran saya. Hihihi...


Thursday, January 9, 2014

Don Jon : Film tentang Maniak Film Porn


"my body, my pad, my ride, my family, my church, my boys, my girls, my porn"

Jadi gini.. dua hari yang lalu, saya lagi galau karena koneksi internet yang kacrut luar biasa saat pengen download Sherlock Season 3. Lalu suami yang sudah pulang kerja bilang "pengen nonton nih". Karena saya malas keluar, akhirnya kami nonton di TV di kontrakan (saya sambil gigit jari nungguin donlodan). Dan... terkesimalah saat tahu film yang dipilih suami, yaitu Don Jon.

Tentang apa sih nih film?

Adegan awalnya aja udah bikin deg-deg ser dan suami nyengir (plus saya melotot) karena disuguhin pemandangan cewek - cewek seksi pake bikini (atau ga pake sama sekali). Si tokoh utama namanya Jon, dia ini tipikal cowok metroseksual yang hobinya yah.. ML . Tiap hari kerjaannya clubbing, lalu sama dua temannya bakal menilai  cewek - cewek yang ada disana. Nah si Jon yang diperanin Joseph Gordon-Levitt ini memang bodinya bagus dan tampangnya di atas rata - rata. So, selalu dia yang berhasil ngegaet cewek, sementara teman- temannya manyun berjamaah. Jon pun ONS (bukan yang haji itu ye :P) sama cewek hasil "gaetan"nya. Cuma nih, dia selalu merasa ada yang kurang. Soalnya para cewek-cewek itu maunya gaya missionaris mulu, otomatis Jon musti kerja keras lah :P. Karena ketidakpuasannya inilah, Jon pun beralih ke film porn.

Ga terhitung berapa kali Jon nonton, dia bisa nonton sambil masturbasi sampai 11 kali! Saya tertegun, hebat bener si Jon, itu emang dia ga capek ya :)). Jadi kalau dia ga puas abis ML, Jon pasti nonton film porn sebagai gantinya. Lucunya, bisa aja gitu Jon abis itu ke gereja, ngaku dosa sama pastur kalau dia ngelakuin sex pra nikah (fornication) plus nonton film porn berulang kali (dan masturbasi juga!), lalu nyengir kuda setelahnya, karena bakalan dilakuin lagi XD. Sampai dia akhirnya ketemu Barbara, cewek seksi bohay blonde yang diperanin sama Scarlett Johansson. 

Si Barbara ini sukses bikin Jon puas, cuma pake dry-humping doang. Saking seksinya eneng Scarjo kali ya X). Sayang pas beneran ML, Barbara ternyata ya ga ada bedanya sama cewek-cewek Jon selama ini, mintanya posisi missionaries. No woman on top, no doggie style, bikin Jon kecewa, dan beralih ke porn lagi. Disini Jon ketemu batunya karena Barbara mergokin Jon nonton porn. Jon yang ga pengen Barbara kecewa, bersumpah ga nonton, dan dia juga mulai ambil kuliah. Tapi namanya juga Jon gitu, ga nonton di rumah, nontonlah dia di kampus pake HP :)). Disinilah dia ketemu sama Esther, wanita separuh baya (diperankan sama Julianne Moore) yang malah jadi temenan ma Jon, dan ngasih dia film porno. Euh, euh! :))

Jon ma Barbara sih dah mulai serius, bahkan ortunya Jon seneng sama Barbara, sementara adiknya Jon sibuk main HPnya. Nah, masalah makin intens, saat Barbara mergokin historynya Jon, dan tau kalau Jon ga insap, Mereka pun putus, Jon balik lagi nonton film porno. Balik ngaku dosa lagi di gereja. Gitu - gitu aja hidup Jon, sampai akhirnya hubungannya sama Esther bakal ngubah hidup Jon..


Film ini ternyata debut sutradanya si JGL, jadi dia main disini sambil nyutradain. Yakin cowo bakal iri sama JGL, lah dia main sama ScaJo yang sexy banget disini, plus adegan ML dengan banyak cewek, ck ck ck :)). Saya sih cukup nikmatin nontonnya, karena emang lucu banget, kalau mau ngesampingkan masalah pornonya. Si Jon ini tipikal cowo biasa aja , yah cowo biasa yang doyan nonton film porn, sehingga kalangan awam bisa konek sama dia. Disini benernya JGL pengen nyentil juga, kayak ngomong "loe tahu apa yang loe lakuin salah, loe sampai ngaku dosa, tapi loe lakuin lagi". Widiw, bener - bener realita kehidupan saat ini :P.

ScaJo disini keren mainnya, jadi Barbara cewek bitchy yang sok atur si Jon. Jon kudu gini, kudu gitu, padahal awalnya kan Jon pria yang bebas banget. Merasa konek sama si Barbara, karena saya kan juga tukang atur. Cuma si Barbara lebay amat pas tahu Jon nonton film porn. Ya elah, saya sendiri kalau tahu suami nonton, paling juga godain aja, soalnya saya nonton juga (wedeh buka aib :)) ). Barbara ini kalau kata saya sih menang seksi doang, tapi dia manipulatif banget. Disini pesannya JGL adalah, hubungan itu mah kudu dua arah. Ga bisa salah satu. Inilah kenapa si Jon akhirnya milih putus sama Barbara.

Yang keren banget disini dan nonjok abis adalah adiknya Jon, yang sepanjang film dieeem mulu, tapi dapat dialog yang powerful di akhir film. Dimana dia ngomentarin kalau Barbara itu emang ga cocok sama Jon. Film ini emang lebih dari sekedar cerita tentang cowok yang maniak film porn kok, lebih ke gimana hidup Jon berubah ke arah yang lebih baik aja :D

Yang mau nonton ini, boleh lah, asal sudah cukup umur. Yang belum punya pasangan, sedia bantal guling. Yang sudah punya pasangan dan sudah sah ngapa2in, you know what to do X) #plakkk. Saran lagi, nontonnya jangan di bioskop, soalnya adegan porn-nya banyak bener. Ga nyaman aja nonton film kayak begini sama orang banyak gitu, fufufufu :))

Wednesday, January 8, 2014

The Rocker That Needs Me : Rocker Galau





Serial : The Rocker #3
Penulis : Terri Anne Browning
Penerbit : Anne Henson, Juli 2013
Tebal : - (data tidak tercantum di Goodreads)
Genre : Contemporary Romance


ASIN : B00DSDPTTI
The Demon…

I’ve been fighting my own demons for most of my life. The alcohol seems to numb the pain, but it never makes the nightmares go away. All I want in life is a little peace. When I met my angel it felt like I found it, but there is so much standing between us. Why does she have to be so young…?

The Demon’s Angel…

Meeting Drake was the best thing to ever happen to me. I found my friend, my soul mate. But he lets my age stand between us. There is something that haunts him, and I selfishly want to be the one that helps him conquer his ghosts. If he would just let me in, let me closer, I think I could help him…
 
Dibuku kedua sudah sedikit disinggung tentang Drake. Iya Drake dan Lana. Yang saya bilang hubungan mereka kayak om-om dengan remaja itu ._.
Kisah mereka berlanjut bahkan lebih kompleks di buku ketiga ini. Sekarang Drake sudah lebih santai, tenang, dan mulai menekuni kembali hobi melukisnya yang dulu sempat ia tinggalkan. Semua perubahan itu adalah dampak dari kedekatannya dengan Lana. Layla, kakak Lana pun akhirnya mengikhlaskan kedekatan mereka karena dampak positif Lana pada Drake.
Satu malam Drake dan Lana tidur bareng. Parahnya di pagi hari setelah kejadian itu Drake sama sekali tak ingat apa yang terjadi tadi malam. Lana patah hati dan memutuskan untuk pindah ke New York untuk melupakan sakit hatinya. Iya Lana butuh suasana dan kota baru supaya bisa move on dari Drake *enak bener* *patah hati aja mulu biar pindah mulu* *lama-lama bisa keliling dunia karena patah hati*
Drake stress berat!! Dia mulai kembali mabuk-mabukan hingga akhirmya harus direhabilitasi. Pasca rehabilitasi itu, The Demon's Wings mendapat tawaran untuk menjadi salah satu juri pada ajang pencarian bakat. Nik dan Jesse menolak mentah-mentah tawaran itu *gengsi dong* *masa rocker jadi juri gituan* *dikeplak* Tapi Drake langsung menyambar tawaran itu. Apalagi kalau bukan karena ajang pencarian bakat itu diadakan di New York, tempat Lana berada.
New York mempertemukan mereka kembali. Dan kejadian yang dulu pun terulang kembali. Tapi kali ini Lana tak bisa lari. Semua anggota Demon's Wings termasuk Em, Layla, Lucy dan Mia ikut turun ke New York membantu dua sejoli itu menyelesaikan masalahnya. Ternyata masalah kali ini jauh lebih rumit dari yang lalu.
***
Kali ini gregetan yang terasa  di dua buku sebelumnya terasa kurang. Saya kurang menikmati cerita Drake dan Lana. Drake yang sudah dewasa, banyak makan asam garam kehidupan mendadak berubah seperti remaja, galau dan lari ke alkohol gara-gara ditinggal Lana. Lana sibuk sehingga gak bisa ketemu dengannya, Drake langsung galau. Pokoknya Drake kayak remaja banget deh. Gampang banget galaunya. Saya malah lebih penasaran pada cerita Shane. Iya. Dibuku berikutnya *katanya* tentang Shane  \(^_^)/
 Bicara tentang PoV yang diambil dari dua sudut pandang sebenarnya sudah cukup baik. Namun sayangnya selalu terjadi pengulangan cerita yang ujung-ujungnya terasa membosankan :| Untuk adegan ihik-uhuk-ehemnya kadar dibuku ini jauh lebih banyak dari dua buku sebelumnya.
Tentang covernya.... hhhhmmm... covernya juga kurang menarik bagi saya meski lebih membuat kipas-kipas yang melihatnya. Tidak ada chemistry diantara kedua modelnya. Parahnya melihat cover buku ini saya malah langsung terbayang pada kalimat "habis manis sepah dibuang" Kenapa coba gayanya harus seperti itu ._.

Tuesday, January 7, 2014

Every Night I'm Yours : Penulis Romance Era Historical!



Judul Buku : Every Night I'm Yours (The Spinster Club #1)
Penulis : Christie Kelley
Halaman : 352 (ebook)


Avis adalah seorang penulis romance yang baru memulai debutnya menulis sebuah buku. Sayangnya dia tidak berpengalaman dalam urusan percintaan. Suatu hari dia menemukan buku dengan genre erotika milik ayahnya. Avis pun mencoba belajar dari buku itu. Ternyata membaca literatur tidak membantu, malah membuat dia mimpi aneh-aneh. Masalahnya Avis yang umurnya sudah 26 tahun belum pernah mengalami apa yang dia mimpikan itu. Akhirnya Avis memutuskan mencari kekasih semalam untuk memberinya pengalaman pertama. Dia memutuskan mendekati Emory, temannya sesama penulis. Setidaknya Emory mungkin bisa memahami maksudnya tanpa merusak reputasinya. Karena Avis masih turunan bangsawan yang terhormat, tentu dia ga bisa bergaul sembarangan.

Avis menceritakan niatnya ini pada teman2nya di Spinster Club. Ohya, Spinster Club ini adalah nama pemberian Banning, Lord of Shelby pada Avis dan teman-temannya. Soalnya gadis-gadis ini belum laku alias belum nikah padahal umurnya udah tua. Sophie dan Janette, temannya tidak setuju dengan ide Avis. Sophie pun memberitahu Banning (kakaknya Janette) tentang ide Avis. Ada kejadian masa lalu dimana Banning pernah mencium Avis gara-gara taruhan. Kejadian itu masih membekas di pikiran Avis, dan dia marah besar pada Banning gara-gara kejadian itu. Padahal sebenarnya Banning menggunakan momen taruhan itu biar dia bisa mencium Avis, soalnya dia sudah lama suka pada Avis. Karena Avis selalu marah tiap kali ketemu dengannya, Banning yang melayani marah-marahnya Avis. Ketika dia tahu rencana Avis mendekati Emory, Banning langsung bertindak. Dia tahu reputasi Emory yang sebenarnya, dan dia berniat melindungi Avis.

Maka dimulailah upaya Banning mendekati Avis, termasuk menceritakan tentang siapa Emory pada Avis. Banning sampai menyabotase rencana Avis sehingga dia tidak bertemu dengan Emory. Avis sendiri tidak percaya soal Emory itu, karena selama ini Emory selalu baik sama dia. Ketika Banning menawarkan dirinya sebagai pengganti Emory, awalnya Avis tidak mau. Namun ciuman Banning melunturkan pertahanan Avis. Tawar menawar pun dilakukan, dan akhirnya mereka sepakat untuk "latihan bersama" selama 2 minggu. Banning yang tadinya maunya sebulan, akhirnya setuju.

Pelajaran cinta akan dilakukan di rumah peristirahatan milik keluarga Shelby. Mereka harus sembunyi, agar reputasi mereka tetap terjaga. Avis yang sama sekali buta soal menyenangkan pria awalnya ketakutan. Dia mencoba bertanya pada Sophie termasuk bagaimana caranya melindungi diri agar tidak hamil. Menurut Sophie hanya ada 2 cara. Yang pertama menggunakan potongan gabus yang sudah dicelup dalam larutan asam. Hanya saja cara ini tidak bisa dipakai pada saat pertama kali. Nah cara kedua adalah meminta si pria untuk mengeluarkan penisnya sebelum "meledak". Mendengar kata "meledak", Avis ketakutan. Bagaimana mungkin pria suka melakukan hal itu kalau harus "meledak"? Sophie tidak bisa memberi jawaban. Soalnya dia juga tidak punya pengalaman.

Ketika tiba di rumah peristirahatan keluarga Shelby, Avis selalu menghindar. Banning yang tidak mau memaksa Avis (karena dia tahu Avis masih virgin) membiarkan Avis menyendiri. Namun, setelah Avis mendapat pencerahan dari housekeeper, akhirnya Avis yang mengambil langkah pertama. Banning senang dong.... tapi tetap saja dia bersikap gentle pada Avis. Seiring dengan intensnya pelajaran bercinta yang mereka lakukam, Banning pun memutuskan untuk memilih Avis sebagai calon istrinya. Apalagi dia memang didesak untuk segera menikah. Yang menjadi masalah adalah bagaimana meyakinkan Avis untuk menikahinya.

Bacaan ringan, lucu, dan hot ini menarik. Suka dengan tokoh Banning yang kukuh mendekati Avis meski berkali2 ditolak. Juga seru membaca keluguan Avis menghadapi malam pertamanya. Kayaknya saya bakal nyari seri lainnya :)

Friday, January 3, 2014

Bisa "Dibentuk"

Hari ini, saya dapat foto iklan ini dari teman saya di sebuah sosmed.


Saya jadi teringat sewaktu saya masih kuliah dulu. Saya main ke Bekasi, tempat tinggal salah satu adik ayah saya. Sebut aja tante ya. Emang tante kan? :P

Waktu itu, tante saya sedang survey tempat-tempat khitan/sunat yang sesuai kebutuhan adik sepupu saya. Maksudnya, tante saya pengennya tempat khitan/sunat itu yang bersih, trus kira-kira sembuhnya cepet. Mungkin, tante saya ga pengen anaknya menderita karena sakit pasca khitan kali, ya. Saya sih ga tau rasanya abis dikhitan itu gimana. Yang jelas, suami saya bilang, dia malah seneng waktu dikhitan. Katanya jadi banyak angpao, bisa beli mainan, makanan enak, dan lain-lain.

Tante saya cerita, "dokternya sempet nanya. Ibu mau anaknya dikhitan model apa? Mawar? Torpedo?"

Tante saya shock. "Hah? Ada modelnya?"

Dokternya santei, bilang, "iya. Ada modelnya, kok, Bu. Macam-macam."

Tante saya sambil merinding nanya lagi, kebayang keknya, kalo alat kelamin diukir-ukir. Lo pikir itu kayu, hah? "Efeknya apa kalo dibikin macam-macam model?"

Dokternya jawab, "kelak kalo sudah besar, istrinya akan senang."

Saya waktu itu masih polos. Namanya juga masih kuliah. Pergaulan saya cuma sebatas kertas, mesin tik, diktat, OHP, dan komputer. Atau printer yang ngadat. Jadi, belum kepikir ke anatomi tubuh pria. Waktu itu jelas ga ngerti maksud "senang" gimana, yang berhubungan dengan model-model khitan itu. Tapi sekarang juga, meski udah punya dua anak, tetep polos, kok. Alias ga ngerti, kek apa model mawar, jengger ayam, shock breaker, kuncir kuda, atau torpedo. Dan apa efeknya kalo alat kelamin sudah dikhitan dengan model seperti yang disebutkan itu. 

Sekarang? Saya ga mau ngebayangin hasil khitan dengan model bunga mawar. Apalagi jengger ayam. Trus, kalo model shock breaker, bakalan tuing-tuing gitu? Dan kalo torpedo, bakalan meluncur dan membom di suatu tempat? Oh. No.