Data Buku:
Judul : Fifty Shades Of Grey
Penulis : EL James
Tanggal terbit : 26 May 2011
Penerbit : Vintage
ISBN :
1612130291
"It's
an absurd review about an absurd book written by an even more absurd
reviewer. So if you find many garing and rolling eyes moments, it is
intended. Anyway...proceed at your own risk."
"I like to move it move it. I like to move it move it...
She likes to move it..."
Nyanyian riang di siang terik itu memecah kesunyian hutan.
Tampak sebentuk kuda nil bernama Hippi sedang berenang dengan bahagianya di kolam lumpur.
"Hippi,
loe ngapain berendem gitu? Belom siap juga?" Ujug-ujug aja, tiga sosok
sudah berdiri di pinggir kolam, mengganggu keasikan kuda nil tersebut.
Dengan
enggan, dia bangkit dari kolam lumpurnya. "Iya bentar. Gw siap-siap
dulu. Kalian nyante dulu lah, terserah ngapain aja. Makan batu kek.
Macul kek. Suke-suke aje ye." Hippi meninggalkan ketiga makhluk
tersebut. Sesungguhnya, mereka ber-4 emang janjian mau main ke
twitterland. Cuma aja dia keasikan berendem tadi.
Oh sebelum lanjut, mending kenalan dulu ama 3 teman Hippi.
Yang pertama namanya Puss in boots. Sesuai namanya, dia adalah kucing yang hobinya pake sepatu boot, berbulu coklat oranye.
Yang kedua adalah Bangau. Warna bulunya putih seperti vanilla, suka pakai tutup kepala semacam kerudung.
Dan
yang terakhir, adalah sesosok makhluk bundar yang colourfull, punya
tangan dan kaki yang bisa dilipat masuk macam kura-kura. Dia biasa
dipanggil Bola Pantai.
Bola Pantai mulai gelundungan ke
sekitar kolam Hippi dan tanpa sengaja menemukan buku bergambar dasi di
depannya berwarna abu-abu. "Eh si Hippi juga dapat kiriman nih buku dari
Grey toh," infonya kepada yang lain sambil mengacungkan buku tersebut.
"Setau gw emang semua dapat kok tuh buku. Kan Christian bagi-bagi gratis waktu launching."
Yang
dimaksud adalah Christian Grey, tetangga di hutan sebelah yang namanya
ngehits akhir-akhir ini. Semua karena (mantan) pacarnya Christian,
Anastasia, menerbitkan buku tentang cerita mereka.
"Spadaaaaa..." Seekor burung berkostum pilot sudah berdiri di pinggir kolam. Itu sahabat mereka juga, si Birdy Pilot.
(Agak susah jelasin kostum Pilot. Coba liat avatarnya Perdani. Yah that's pretty much the same)
"Oh...kalian
semua di sini toh." Birdy mengulurkan 4 undangan ke mereka, termasuk ke
Hippi yang udah balik ke pinggir kolam. "Nih kalian dapat undangan ke
kondangannya si Grey sama Ana."
Puss, Bangau, Bola
Pantai dan Hippi membaca undangan tersebut. Undangan berwarna abu-abu
bergambar topeng karnaval di depannya. Dan mempunyai ketebalan sekitar
300 halaman.
"Ini undangan ato daftar dosa sih? Tebel amat."
"Plis
deh Hippi. Gak semua orang punya dosa setebel loe. Itu undangan lah.
Tapi untuk nemu detail acara kayak venue dan tanggal, emang bukunya kudu
dibaca sih. Tersirat di situ soalnya," jelas Birdy.
"Hmm...makin eksis aja tuh 2 orang. Ini kayaknya launching buku kedua sekalian kondangan deh." Bangau berkomentar sambil
skimming undangan tebel itu.
"Waow..." Puss bersiul takjub. "Bakal gede-gedean nih kondangannya.Lebih gede dari kondangan si Edward kemarin."
"Edward sopo?" tanya Birdy clueless.
"Ih
masa lupa. Edward anaknya Mang Carlisle dan Ceu Esme yang tinggal di
hutan sebelah." Hippi berusaha membangkitkan ingatan Birdy.
"Itu lhooo...Edward yang kemaren nelen lampu disko." Bola Pantai bantu kasi tambahan informasi.
"Oo...Edward
yang bodinya blingbling itu? Yang kemarin jualan combro di pasar Rebo?"
Akhirnya Birdy nyambung juga. "Lalu apa hubungannya Edward sama Grey?"
"Ya
kan kemaren rame gegara dibilang ini cerita Grey-Ana mirip sama
Edward-Bella gitu deh. Lokasinya sih sama-sama di hutan Washington."
"Emang ceritanya kayak apa sih? Gw belum baca." Birdy bertanya sambil mulai ngemil cacing tanah favoritnya.
"Simpel
aja sih," Puss memulai penjelasan. "Critanya si Ana diminta gantiin
temennya buat wawancarain si Grey untuk profil majalah kampus."
"Kenapa Grey yang dipilih ya?" Birdy memotong. "Eh btw gak ada yang mo cacing nih?"
Tawaran
baik hati itu ditolak. Dan Puss pun melanjutkan penjelasannya."Soalnya
Grey itu kan bilyuner muda, ganteng pula. Nah dari awal ketemu, menurut
Ana sih kayak ada arus listrik gitu di antara mereka. Ana udah mupeng
ama si Grey. Eh belakangan ketahuan si Grey juga sama pengennya. Tapi
Grey masih sok nolak Ana sih."
"Hah? kenapa gitu?" Birdy mengerutkan keningnya.
"Karena Grey tipe orang yang
tortured
dengan pribadi kompleks. Termasuk diantaranya tuh kedemenan dia sama
BDSM, utamanya sih di peran Dominant-Submissive. Nah menurut Grey, si
Ana yang masih lugu itu gak cocok. Tapi yah berhubung Ana-nya pasif
agresif dan Grey juga nepsong abis ke Ana, akhirnya lanjut deh." Gantian
Bola Pantai yang kasi penjelasan.
"Dan Ana mau? Dia mau jadi sub-nya Grey?" Birdy tampak susah percaya.
"Rada
gak redho juga sih dia sebenernya. Tapi yah gitu deh. Dia plin plan.
Pengen tapi takut. Tapi gak langsung juga. Grey bilang buat jadi
sub-nya, Ana kudu tanda tangan kontrak dulu yang ngatur gimana hubungan
mereka." Kali ini Bangau yang bersuara.
"Aaarrgghh...itu
kontrak nyebelin amat ya. Sableng itu si Grey, semuanya mau diatur.
Berapa jam Ana kudu tidur, berapa jam dia olahraga, makannya apa aja
ampe baju dan nyalon-nya Ana juga diatur. Control freak!" Bola Pantai
sewot kala teringat kontrak ajaib itu.
"Segitu resenya
tuh kontrak? Dan Ana mau tanda tangan? Eh...eh...jadi dari pertama
mereka ML, udah maen pecut sama ikat gitu?" Birdy masih tampak susah
percaya.
"Kontraknya emang rese, tapi ampe terakhir gw
baca sih Ana belum resmi tanda tangan kontrak, meski udah bilang mau.
Dan waktu pertama "nujes"...O iya namanya bukan ML menurut Grey. Itu
namanya "nujes" doang... Jadi waktu pertama itu, mereka lakuinnya
vanilla "nujes" doang karena si Ana kan belum pengalaman. Kamsudnya
bikin si Ana ngerasain "ditujes" tuh kayak apa." Hippi menjelaskan
dengan sabar.
Bangau mengambil giliran,"Setelah Ana tau
rasanya kayak apa dan jadi doyan, maka pembicaraan tentang tuh kontrak
berlanjut. Ya inti cerita sih sebenernya gitu. Tapi masih dipanjangin
lah dengan ragu-ragunya Ana, dengan percobaan waktu diiket ato pake
pecutan gitu, dengan..."
"Gw gak suka tuh karakter
Christian," potong Bangau dengan esmosi. "Ya emang sih jadi orang tajir
melintir kayak dia ada enaknya. Gampang aja kasi mobil Audi ke ceweknya,
ato laptop baru cuma dengan alasan because-i-can-nya itu. Tapi dia
beneran control freak. Semuaaaa mau diatur. Masak si Ana mo minum Coke
aja gak boleh. Kudu wine karena wine cocok dengan makanan pesenannya.
Cih...situ kira situ sape?"
"Iya!" Gantian Puss yang
esmosi. "Yang juga ngeselin lagi, si Ana gak boleh gigit bibir depan
dia, karena dia langsung jadi pengen "nujes" Ana. Kalo gw jadi Ana sih
sebodo amat deh gw gigit tuh bibir ampe jontor. Depan umum juga bodo.
Kalo ampe Christian nekat mo "nujes" depan umum sih ya biarin aja.
Paling digrebek sama ormas yang membernya jenggotan ntu."
Puss tarik napas sebentar sebelum kembali melanjutkan ocehannya,"Trus...Ana juga gak boleh
roll her eyes depan dia karena dia langsung pengen
slap Ana. Ada masalah apa sih si Christian sama mata? Apa dia pernah liat orang
rolleyes ampe matanya jadi copot makanya dia jadi freak gitu? Ato dia pernah nembak cewe dan itu cewe nolak dia cuma dengan
rolleyes doang?" Puss tarik napas lagi. "Dan Christian punya 1 kebiasaan paling ngeselin, yaitu..."
"COCK HIS HEAD TO ONE SIDE!" ketiga temannya kompak teriak dan nyengir kuda bareng. Semua sepakat, kebiasaan itu emang gengges.
"Tapi
gw sih lebih kesel sama Ana ya," ganti Bola Pantai yang berbicara. "Ya
okelah hari gini masih ada cewe kuliahan yang pinter, lugu juga virgin.
Ya oke jugalah kalo Ana itu gaptek ampe email pun gak punya. Tapi yang
ngeganggu gw, gimana bisa cewe yang katanya pinter gak ngerti apa yang
dia mau? Awalnya dia bilang cuma mau "more" kayak coklat, bunga, ato
apalah. Dan Christian udah bilang oke.
Lah di page 300an dia baru ngeh kalo dia
"need Christian Grey to love her". Kenapa oh kenapaaaa dia baru tahu apa yang dia butuhkan pas terakhir sih?
Kalo
dia nyadar dari awal kan semuanya bisa cepat jelas dan gw gak perlu
tersiksa baca curhatan dia. Aaarrgghhhhh...!!!" Bola Pantai pengen
narik-narik rambutnya sebelum nyadar kalo dia gak punya rambut dan
akhirnya ganti nyemilin rumput. (
Ya emang perbandingan yang jauh sih, tapi ya sudahlah. Cerita aing mah kumaha aing.)
"Curhat?" Tetap saja, Birdy yang mengajukan kalimat tanya dalam conversation ini.
"Ya dasarnya itu buku emang curhatan Ana doang sih. And not well written, me think."
"Setuju!"
Puss meng-amini pendapat Bangau. "Gw terganggu dengan banyaknya
repetitif di situ. Scalps prickles, heart leaps into mouth, pants hang
off his hips, ana's flawless skin, how beautifull christian is. Panjang
lah kalo mo diterusin."
"Ah tapi loe lupa nyebutin
holly dan crap. Bosen gw baca si Ana doyan banget ngomong itu 2 kata.
Dari holly god ampe holly cow semua ada. Dan itu crap, ya owooohhh dari
crap ampe triple crap juga disebut. Padahal apa enaknya sih triple crap.
Enakan juga threes..." Ocehan Hippi terhenti waktu dia ngeh ke-4
temannya menatap ke arahnya dengan ekspresi "idih-banget-sih-loe".
"Kalian
belum bahas inner goddess dan subconcious," Bola Pantai roll its eyes.
"Kalo orang lain didampingi angel-devil, maka Ana punya inner goddess
dan subconcious.
Dan yang gengges adalah, 2 makhluk itu gak bisa
diem. Gw jenuh baca si inner goddes ngumpet di bawah kursi, subconcious
ketok kaki ke lantai. Bentar ada yang nari cheerleader, ada yang geal
geol. Aaarrgghh...capek deh gw. Gw kan tipe visual, semua tindakan tokoh
yang gw baca kudu gw bayangin dulu. Kalo ada yang hiperaktif kayak
gitu, ya gw pegel ndiri bayanginnya."
"Kapasitas otak
loe emang mentok sih. Gitu aja dibayangin ampe cape," Hippi mencela
dengan cueknya, gak peduli dengan ekspresi siap keplak yang dipasang
Bola Pantai.
"Trus gaya ceritanya boriiingg banget.
Lambaaaattt banget. Gila...gw berapa kali ketiduran pas baca ini buku.
Mereka ngomong biasa, gw ketiduran. Mereka dinner, gw ketiduran. Bahkan
mereka "tujes-tujesan" yang katanya heboh itu juga tetep aja gw
ketiduran! Imagine that." Bangau masih takjub kalo ingat bisa-bisanya
ada buku segini boring jadi nge-hits abis.
"Dan gw
bosan dengan ide standar kayak gini. Orang tajir ngajak cewe naik
helikopter? Ih udah pernah sama F4. Kalo emang tajir, mbok ya ajak ke
Jupiter gitu kek, pake roket pribadi.
Trus juga ketemuan gak
sengaja gara-gara interview. Bah! Bikin kek yang lain. Ketemuan waktu
ceweknya lagi terjun bebas dari pesawat kek. Ketemuan waktu cowoknya
lagi naik delman dan duduk di atas pak kusir kek. Ato apalah. Pokoknya
jangan bikin crita dimana mestinya si A yang datang tapi diganti B dan
akhirnya B ketemu C. Sooo basi!" Yup..curhat nyinyir itu dari siapa lagi
kalo bukan dari Bola Pantai.
"Ah loe mah ngiri aja.
Bilang aja loe masih sewot kemarin wawancara kerja loe gagal. Boro-boro
ketemu cowo tajir. Kerjaan aja gak dapet." Bangau cuek ngenye Bola
Pantai.
"Yah itu juga sih," aku Bola Pantai sambil gigit bibir dan miringin kepala ke 1 sisi.
"Tapi
gw gak ngerti. Kenapa bisa loe gak dapat tuh kerjaan? Maksud gw, ada
segitu banyak pantai di dunia, masak sih gak ada satu pun yang butuh
bola? Apalagi bola pantai kayak elo," tanya Birdy penasaran.
"Kata
sapa gw daftar kerjaan jadi bola pante? Cih sori! Biar kata bola juga,
gw punya harga diri. Gak sudi gw ditendang sama anak kecil hiperaktif di
pante. Gw cuma mau ditendang sama pemain bola ganteng tauuu!" Bola
Pantai masih sewot, masih gigit bibir.
"Lah abis loe ngelamar kerjaan jadi apa?" Kali ini Puss yang penasaran.
"Model bikini."
Semua terpana.
"Bola,
loe adalah bukti nyata betapa fatalnya efek kurang asi untuk kecerdasan
otak." Pernyataan Hippi itu diamini oleh 3 yang lain.
"Eh..eh...jadi
kalian mau datang kondangannya gak?" Birdy mengajukan pertanyaan demi
mencegah perang yang tampaknya akan segera pecah antara Bola Pantai dan
Hippi. Soalnya Bola udah mulai angkat-angkat batu, sementara Hippi
keluarin jarum.
"Entahlah...gw mo ke Istana Kristal dulu," gumam Hippi.
"Gw kayaknya kudu puasa yang bener abis baca ginian. Berasa udah mendzolimi otak aja."
Pernyataan Bangau mendapat persetujuan dari dua yang lain.
"Kumaha engke aja lah," gumam mereka.
"Gw
denger sih bakal dijadiin film nih. Kalo filmnya udah keluar, kalian mo
nonton?" Dan masih juga, Birdy yang mengajukan pertanyaan.
"Hmm...yang
main siapa ya? Itu penting banget!" Bangau dan Bola Pantai kompak
nanya. Sementara Hippi memutuskan kembali berendam lumpur karena
kegerahan.
Info gini pastilah Puss yang paling update.
Maka secara sukarela, dia yang menjawab pertanyaan itu. "Entah. Masih
belum jelas sih. Banyak yang digosipin mau. Gw sih ngarepnya si
Pattinson aja. U know, biar gw sekalian gak nonton."
"Menurut gw sih, kudunya mah gw yang jadi si Grey," Hippi nyamber komen sambil ngesot dari kolam lumpur.
"Heu? Elo?" Ke-4 temannya menatap skeptis.
"Ya
loe pikir dong, namanya aja udah 50 bayangan abu-abu, si Christian
Grey. Grey gitu lho. Abu-abu!" jelas Hippi dengan berapi-api. Dia ingin
meyakinkan kalau ketiga temannya mudeng bahwa grey itu artinya
yaa...abu-abu.
"Terus?" tanya Bola Pantai.
Hippo
melirik gegetun pada Bola Pantai. "Masak elo gak liat kalo warna gw
abu-abu? Itu si Christian cuma bayangannya yang abu-abu. Lah
gw...sebadan-badan ini abu-abu semua. Lebih cocok gw bukan?"
"Ooo...." koor keempat temannya kompak.
Mereka berempat gak ada yang tega kasi tau Hippi bahwa bukan itu maksudnya 50 shades of grey.
"Lagian
di kategori lain juga gw cocok. Si Christian sikpek, gw malah delapan
pek. Si Christian seksi, apalagi gw." Dan untuk membuktikan
keseksiannya, Hippi mulai goyang afro circus nya yang
femes itu.
Ada hening yang tercipta...
Empat sahabat itu terdiam, berusaha memasukkan image Hippi sebagai Christian Grey sambil menontonnya joget afro.
Mungkin
udara yang panas memang bisa merusak otak atau mungkin juga goyangan
Hippi emang segitu seksinya, pokoknya Puss, Bangau, Birdy dan Bola
Pantai mulai bisa membayangkan Hippi sebagai Christian.
Meskipun...
"Euh...maap
aja ya, Hippi. Gw rasa ada 1 hal yang bikin loe kurang masuk ke imej si
Christian." Seperti biasa, Bola Pantai yang doyan protes kembali
bersuara.
"Apaan?" tanya Hippi yang rada keki karena tariannya terganggu.
"Ituuu....si
Christian kan demen maen pecut yaa. Ya agak susah aja ngebayangin loe
yang baek hati, rajin dan suka menabung ini demen maen pecut juga."
"Tah
etaaa..." teriak Hippi sambil menepukkan kedua tangannya yang penuh
lumpur dengan bersemangat. Saking semangatnya, Hippi gak nyadar kalo
percikan lumpurnya menciprati wajah bangau yang duduk di sebelahnya.
"Itulah bedanya gua sama si Christian. Kalo dia suka maen pecut, nah
gw..."
"Loe suka maen hulahup?" tanya Puss dengan jail.
"Bukan. Jangan potong gw deh," Hippi melirik ganas pada si Puss. "Kalo si Christian suka memecut, nah gw suka dipec..."
Senyap...
Ucapan
Hippi terputus ampe disitu. Dia sadar kalo dia hampir saja kelepasan
mengakui hobinya. Untung dia gak kelepasan ngaku hobinya yang lain yaitu
nari tiang.
Kembali, ada hening yang tercipta.
Namun kali ini hening itu berbahasa.
DISCLAIMER:
This
is a work of fiction. If you found any similarity between one of the
characters and yourself or someone that you know, than it's
a..uhmmm...yaahh...derita loe itu sih!
Kenapa juga kudu nyadar sih? #Eaaaaa #GelundunganAmpeAmbon
PS 1:
Editan
review ini diposting teriring group hug untuk klub 50 United dan salam
keplak untuk Pak Presiden yang bilang repiu pertama gw gak sah. Naon
maksudnya? Masih sama boringnya kok!
PS 2:
Juga
terkirim permohonan maaf saya untuk siapa pun penemu kata "tujes". Sorry
if I give bad meaning to that word